Rabu, 26 Februari 2014

Tugas Kelompok Mata Kuliah Semantik



Nama Kelompok       : 1. Ayu Rosalina       (116210190)
                                      2. Puspita Sari         (116211827)
Kelas                   : 6E
Mata Kuliah       : Semantik

Judul Skripsi
NALISIS NOMINA DARI SEGI SEMANTIK PADA JELAJAH CAKRAWALA SERATUS LIMA BELAS SAJAK KARYA IDRUS TINTIN
Penulis                : Liyana

Latar Belakang        
1.      Dasar Pemikiran : Hamidy (2012:7) mengemukakan “Puisi adalah karya sastra   imajinatif”.

2.      Pendapat Ahli   : Alwi, dkk (2003:213) menjelaskan “Nomina dapat dilihat dari tiga segi, yakni segi semantis, segi sintaktis, dan segi bentuk. Dari segi semantis, mengatakan bahwa nomina adalah kata yang mengacu pada manusia, binatang, dan benda. Contohnya manusia (aku), binatang (anjing), benda (pulau)”. Kridalaksana (1986:66) “Kategori yang secara sintaksis tidak mempunyai potensi untuk (1) bergabung dengan partikel tidak, (2) mempunyai potensi untuk didahului oleh partikel dari.” Setiap kata dalam bahasa, mengandung makna yang secara universal melekat pada kata tersebut.

3.      Maksud Penelitian      : Untuk menetahui nomina yang ada pada Jelajah Cakrawala Seratus Lima Belas Sajak Karya Idrus Tintin.

4.      Penelitian yang relevan : Iin Jayanti Mahasiswa Universitas Islam Riau tahun 2010 “ Gaya Bahasa dan Citraan dalam Kumpulan Puisi Tanah Airku Melayu karya Fakhrunnas Majabbar”

5.      Manfaat teoretis dan praktis : Manfaat teoretisnya adalah dapat dijadiakan penambahan disiplin keilmuan kajian mofologi melalui materi sastra Indonesia, sedangkan manfaat praktisnya dapat dijadikan bahan Informasi penulis, guru, dan siswa agar lebih memahami, dan menghargai karya sastra.   

Masalah          : Bagaimanakah nomina pada Jelajah Cakrawala Seratus Lima Belas Sajak   karya Idrus Titin

Tujuan           : Untuk mengumpulkan data dan informasi tentang nomina pada Jelajah Cakrawala Seratus Lima Belas Sajak Karya Idrus Titin. Informasi dan data terkumpul akan dideskripsikan serta dianalisis secara terperinci dan sistematis sehingga dapat diperoleh keadaan sebenarnya tentang nomina pada Jelajah Cakrawala Seratus Lima Belas Sajak Idrus Tintin.

Teori yang digunakan          : 1. Teori Abdul Chaer (2008) dan (2000)
                                                 2. Teori Alwi (2003)
                                                 3. Teori Kridalaksana (1986)
                                                 4. Teori Hasanuddin Ws (2002)
                                                 5. Teori Pradopo (2005)

Teknik yang digunakan : Teknik dokumentasi dan teknik hermeneutik yaitu teknik baca  dan menulis.

Analisis Data :
1.      Data yang diperoleh dari pembahasan, pencatatan, dan penyimpulan kemudian dideskripsikan dengan menggunakan blangko tabel sesuai dengan masalah penelitian.
2.      Analisis pada puisinya dilakukan penulis dengan melihat nomina yang mengacu pada manusia, binatang dan benda yang ditemukan dalam Jelajah Cakrawala  Seratus Lima Belas Sajak karya Idrus Titin.
3.      Data yang sudah dianalisis lalu diinterpretasikan agar lebih jelas setelah itu baru ditarik kesimpulan yang relevan.
4.      Kemudian dilampirkan untuk memperjelas pemahaman pembaca.

Hasil    : Berdasarkan hasil analisis data yang penulis uraikan pada bab pengolahan data, penulis menemukan nomina yang mengacu pada manusia hanya 53 puisi karya idrus tintin dan nomina yang mengacu pada benda terdapat pada semua puisi karya Idrus tintin.


Kesimpulan :
1.      Nomina, yang mengacu pada manusia hanya 53 puisi karya Idrus Tintin. Hal ini disebabkan karena nomina yang mengacu pada manusia susah untuk dipahami oleh pembaca.
2.      Nomina, yang mengacu pada binatang hanya sedikit ditemukan. Hanya 27 puisi karya Idrus Tintin, karena nomina ini memiliki kesulitan dalam tingkat pemahaman.
3.      Nomina, yang mengacu pada benda terdapat pada semua puisi yang telah dianalisis. Hal ini disebabkan karena nomina yang mengacu pada benda lebih mudah dipahami maknanya dan membuat pembaca dapat berimajinasi dengan daya kreatifitasnya agar mendapatkan suatu penafsiran yang sempurna

                                                                                       

Senin, 24 Februari 2014

Mata Kuliah Administrasi dan Supervisi Pendidikan



KATA PENGANTAR

            Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji bagi Allah Swt. Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang membahas tentang “Metode dan Teknik Supervisi ”.

Penulis memperoleh banyak reperensi dari buku yang berjudul METODE DAN TEKNIK SUPERVISI. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi. Akhir kata penulis berharap kerangka acuan makalah ini dapat memberikan wawasan dan pengetahuan kepada para pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya. Mohon maaf  jika terdapat banyak kekurangan dalam penulisan ataupun dalam segi kelengkapan dalam makalah ini.





        Pekanbaru, 01 November 2012

             Kelompok 7

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………….…1
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………...2
BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang…………………………………………………………………………..…….3
1.2  Perumusan Masalah…………………………………………………………………..……….3
1.3  Tujuan…………………………………………………………………………………..……..3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Metode dan Teknik Supervisi pendidikan…………………………………………………….4
2.2 Misi, Visi, Orientasi dan Strategi Supervisi Pendidikan ……………………………………..5
2.3 Keterampilan Teknik dalam Supervisi Pendidikan…………………………………………...6
                                                                     
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………………………7
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………..………8






BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Metode dalam konteks pengawasan merupakan suatu cara yang ditempuh oleh pengawas pendidikan guru merumuskan tujuan yang hendak dicapai. Teknik supervisi merupakan cara-cara yang ditempuh dalam mencapai tujuan tertentu. Visi merupakan pandangan jauh kedepan yang dapat diciptakan oleh supervisor dalam melihat kebutuhan-kebutuhan. Keterampilan yang diperlukan dalam melakukan supervisi yang efektif yaitu: Keterampilan Teknisi, Keterampilan Administratif, Keterampilan Interpersonal, Keterampilan Membuat Keputusan.

1.2  Perumusan Masalah
a.       Apa saja Metode dan Teknik Supervisi pendidikan?
b.      Apa yang dimaksud Misi, Visi, Orientasi dan Strategi Supervisi Pendidikan?
c.       Keterampilan dan Teknik apa saja dalam Supervisi Pendidikan?

1.3  Tujuan
a.       Mengetahui Metode dan Teknik Supervisi pendidikan.
b.      Memahami Misi, Visi Orientasi dan Strategi Supervisi Pendidikan.
c.       Menguasai Keterampilan dan Teknik apa saja dalam Supervisi Pendidikan.






BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Metode dan Teknik Supervisi pendidikan

            Metode dalam konteks pengawasan merupakan suatu cara yang ditempuh oleh pengawas pendidikan guna merumuskan tujuan yang hendak dicapai baik oleh sistem perorangan maupun kelembagaan pendidikan itu sendiri, sedangkan teknik adalah langkah-langkah kongkrit yang dilaksanakan oleh seorang supervisor. Prinsipnya berusaha merumuskan harapan-harapan menjadi sebuah kenyataan.

            Teknik supervisi merupakan cara-cara yang ditempuh dalam mencapai tujuan tertentu, baik yang berhubungan dengan penyelesaian masalah guru-guru dalam mengajar, masalah kepala sekolah dalam mengembangkan kelembagaan serta masalah-masalah lain yang berhubungan serta berorientasi pada peningkatan mutu pendidikan.

            Supervisi dikenal dengan dua teknik besar, yaitu teknik individual dan teknik kelompok. Teknik individual antara lain:
1.      Kunjungan dan observasi kelas;
2.      Individual conference;
3.      Kunjungan antar guru-guru;
4.      Evaluasi diri;
5.      Supervisory buletin;
6.      Profesional reading;
7.      Profesional writing;
Teknik kelompok antara lain:
1.      Rapat staf sekolah;
2.      Orientasi guru baru;
3.      Curriculum laboratory;
4.      Panitia;
5.      Perpustakaan profesional;
6.      Demonstrasi mengajar;
7.      Lokakarya;
8.      Field trips for staff personnels;
9.      Pannel or forum discussion;
10.  In service training;
11.  Organisasi profesional;

Yang harus dikembangkan dalam kunjungan kelas atau observasi adalah menghilangkan adanya kesan atasan dan bawahan, sebab kesan ini akan menimbulkan kesan negatif baik bagi yang melaksanakan observasi ataupun yang di observasika, akan tetapi hubungan yang harus dikembangkan adalah atas dasar kerjasama dan profesionalisme antara guru, kepala sekolah dan supervisor itu sendiri.

Pada prinsip umumnya kunjungan kelas dilakukan dengan tiga kegiatan yakni kunjungan atas permintaan dan undangan dari guru, kunjungan yang diberitahukan oleh kepala sekolah dan kunjungan mendadak (sidak) yang memang dilaksanakan oleh supervisor bagian dari tugas dia sebagai pengawas mutu pendidikan.

1.3 Misi, Visi, Orientasi dan Strategi Supervisi Pendidikan

Visi merupakan pandangan jauh kedepan yang dapat diciptakan oleh supervisor dalam melihat kebutuhan-kebutuhan baik bagi pengembangan kelembagaan maupun pengembangan personal yang sekaligus menjadi pelaksana kelembagaan terkait, sedangkan orientasi sendiri diartikan sebagai salah satu wacana yang ingin dikembangkan terkait dengan tindakan-tindakan nyata yang dilakukan oleh supervisor dalam rangka pengembangan diri.

Misi Supervisi dalam dunia pendidikan adalah untuk mengoptimalkan pencapaian sasaran akademik, yang berupa penguasaan murid atas mata pelajaran yang diajarkan. Sedangkan strategi merupakan seerangkat tindakan yang dilakukan untuk mencapai tujuan dengan mengakomodasi segenap kemampuan sekolah yang dimiliki.

Stategi yang dijalankan yang mengantarkannya kepada efektivitas melaksanakan bantuan profesional dikarenakan:

1.      Guru ditempatkan sebagai sentral kegiatan pembelajaran yang mempunyai kedaulatan penuh.
2.      Urusan mengajar merupakan urusan guru sepenuhnya.
3.      Persahabatan, keakraban, dan pergaulan yang saling menghargai merupakan kondisi yang diciptakan oleh gaya kepemimpinannya sebagai pemimpin pembelajaran.
4.      Kebebasan berbicara dalam pergaulan yang bersahabat meupakan kondisi awal memperoleh informasi dari guru tentang masalah apa sebenarnya yang sedang dihadapi guru.
5.      Guru diperlakukan sebagai teman yang dapat diajak kerjasama memperbaiki mutu pembelajaran dalam keadaan setara.
6.      Tutor kolega merupakan forum diantara sesama guru dalam lingkungan sekolah.
7.      Guru yang telah mengikuti kegiatan pendidikan dan pelatihan.
8.      Guru yang sedang mencobakan strategi pembelajaran baru di kelas harus memberikan kesempatan kepada guru lain untuk melihat dan bertanya tentang kegiatan yang dijalankan.
9.      Guru yang memiliki pengalaman dan mengetahui bagaimana cara melaksanakansebuah metode atau cara mengajar yang layak diketahui oleh sesama teman guru.
10.  Tutor kolega juga merupakan forum untuk menyamakan persepsi sekolah dalam berhadapan dengan lingkungannya.
11.  Kegiatan kelompok kerja dalam gugus dijadikan sebagai media untuk bertukar pengalaman dalam memecahkan berbagai masalah pembelajaran.
12.  Proses diskusi dalam gugus dipandu secara bergantian sesuai dengan permasalahan.

2.3 Keterampilan Teknik dalam Supervisi Pendidikan

Keterampilan yang diperlukan dalam melakukan supervisi yang efektif:
1.      Keterampilan Teknis;
2.      Keterampilan Administratif;
3.      Keterampilan Interpersonal;
4.      Keterampilan membuat keputusan


BAB III
PENUTUPAN
 
3.1 Kesimpulan
            Metode dalam konteks pengawasan merupakan suatu cara yang ditempuh oleh pengawas pendidikan guna merumuskan tujuan yang hendak dicapai baik oleh sistem perorangan maupun kelembagaan pendidikan itu sendiri, sedangkan teknik adalah langkah-langkah kongkrit yang dilaksanakan oleh seorang supervisor. Visi merupakan pandangan jauh kedepan yang dapat diciptakan oleh supervisor dalam melihat kebutuhan-kebutuhan, Misi Supervisi dalam dunia pendidikan adalah untuk mengoptimalkan pencapaian sasaran akademik, yang berupa penguasaan murid atas mata pelajaran yang diajarkan. Keterampilan yang diperlukan dalam melakukan supervisi yang efektif:
5.      Keterampilan Teknis;
6.      Keterampilan Administratif;
7.      Keterampilan Interpersonal;
8.      Keterampilan membuat keputusan







DAFTAR PUSTAKA
Ngalim Purwanto, Drs.,M., Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Penerbit Nasco, Jakarta,    1974
Purwanto, Ngalim (2003) Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Rosdakarya, Bandung