Jumat, 01 Maret 2013

Bapak El


BAHASA JURNALISTIK

Assalamualaikum, Wr.Wb.

          Sekedar tamsil:
          Kalau ada “orang digigit anjing” itu biasa-biasa saja, tetapi jika ada “orang menggigit anjing” itu baru berita luar biasa. Orang sudah terbiasa dengan berita yang biasa-biasa saja, tetapi orang akan tertarik dengan berita yang luar biasa.



          Baiklah saya akan menjelaskan secara singkat tetapi anda mudah memahami dan mudah mengerti dengan apa yang akan saya sampaikan. Karena ini merupakan penambah pengetahuan walaupun sedikit dan singkat.
Saya akan menjelaskan 4 Poin, yaitu:
1.    Cara Mudah Menulis Berita.
2.    Unsur Berita.
3.    Sejarah 5W+1H dan Piramida Terbalik.
4.    Menulis Berita Kecelakaan.

1.  Cara mudah Menulis Berita

Berita-berita yang terbaca dibanyak media massa saat ini, sering sekali tidak sesuai dengan penggunaan EYD. Bahasa jurnalistik atau bahasa pers adalah salah satu ragam bahasa Indonesia. Jika akan menulis berita hendaknya mempelajari terlebih dahulu tentang bahasa jurnalistik atau karya-karya jurnalistik, karena dengan mempelajari bahasa jurnalistik dapat memudahkan kita dalam menulis berita. Belajar bahasa jurnalistik diharapkan seseoarang itu tidak hanya mengerti dan memahaminya, tetapi mampu menggunakannya serta menerapkannya kelak setelah menjadi wartawan atau sedang menulis karya-karya jurnalistik.

Nah, di dalam sebuah berita pastinya mempunyai ciri atau sifat-sifat yang terdapat pada bahasa jurnalistik menurut kaedah tata bahasa, yaitu:
a.    Lugas
b.   Singkat
c.   Padat
d.   Sederhana
e.    Hemat

Dengan anda memahami ke lima sifat tersebut untuk menulis berita maka dapat menarik minat pembaca untuk membaca berita yang anda sajikan. Sarana penggunaan bahasa jurnalistik adalah media massa, itu artinya adalah bahasa komunikasi massa yang bersifat satu arah. Menulis berita sebaiknya menggunakan bahasa baku, yaitu: yang digunakan masyarakat yang paling luas pengaruhnya dan yang paling besar wibawanya.

Sepuluh pedoman bagi wartawan tentang pemakaian bahasa Indonesia dalam pers:
1)   Taat kepada EYD;
2)   Membatasi singkatan (akronim);
3)   Jangan menghilangkan imbuhan bentuk awal atau prefiks;
4)   Menulis dengan kalimat-kalimat pendek;
5)   Hindari penggunaan kata klise (stereotype);
6)   Hindari kata mubazir ( adalah, telah, untuk, dari, bahwa, bentuk, dan jamak);
7)  Jangan mencampur adukkan dalam satu kalimat pasif (di) dengan bentuk aktif (me);
8)  Hindari kata-kata asing, istilah, ilmiah dan teknis;
9)   Taati kaidah tata bahasa;
10)         Bahasa jurnalistik adalah bahasa komunikatif san spesifik sifatnya. Tulisan yang baik : isi, bahan, teknik persembahan;





2.  Unsur Berita
Secara etimologi, berita berasal dari kata “Vrit” (sanskerta). Bahasa inggris “Write” yaitu : terjadi. Kata “Vrit” berasimilasi menjadi kata “Vritta” artinya kejadian. Kemudian dalam bahasa Indonesia berubah menjadi berita.

Ja’afar Assegaf mengemukakan definisi berita :

Berita merupakan laporan fakta atau ide yang termassa; dan dipilih oleh staf redaksi untuk disiarkan; karena penting atau akibatnya; karena mencakup unsur-unsur human interest seperti emosi, humor dan ketegangan.

Unsur-unsur berita:
a.    Aktual atau baru (termassa)
b.   Jarak
c.   Terkenal
d.   Keluarbiasaan
e.    Akibat
f.    Ketegangan
g.    Pertentangan
h.   Seks
i.     Kemajuan
j.     Human interest
k.    Emosi
l.     Humor


Dengan adanya unsur tersebut kita bisa memulai memilah peristiwa atau ide yang akan kita tulis. Namun, sebagus apapun peristiwa atau informasi jika belum dimuat dimedia massa belum dapat dikatakan sebagai berita.



3.  Sejarah 5W + 1H dan Piramida Terbalik

Laporan berisi 5W + 1H, enam unsur yang wajib ada di dalam sebuah berita. Prinsip-prinsip menulis berita :

Kesatu, prinsip yang mengacu pada 5W + 1H yang dipopulerkan oleh sastrawan Inggris yang berdarah Scotlandia, Rudyard kifling. Rumusan 5W + 1H ini adalah singkatan.

                   What   : Apa
                   Where : Di mana
                   When : Kapan
                   Why   : Mengapa
                   Who   : Siapa?
                   How  : Bagaimana

*** Wahyudi El Panggabean, Strategi Sastrawan Meraih Integritas, Memiliki Profesionalisme, 2007.Hlm.70***
Beliau mengatakan, jika rumus 5W + 1H agar mudah diingat dan mudah menerapkannya maka disingkat menjadi Asidikembang.

Kedua, menulis berita spot news (berita kecil) gunakanlah sistem piramida terbalik. Letakkan informasi terpenting dibagian atas, lalu semakin kebawah semakin tidak penting.


 

Judul Berita
Lead/teras berita 5W+1H
Tubuh Berita
 

Semakin kebawah
Semakin tidak penting




Tujuan Piramida terbalik:
1.    Memudahkan pembaca, mana yang penting untuk dibaca.
2.    Menghemat waktu.
Dengan hanya membaca bagian atasnya saja pembaca sudah faham isi berita  secara umum.
3.    Alasan Historis/Sejarah
Untuk menghindari terjadinya pemotongan pada berita saat tempat tidak mencukupi di dalam koran.

Contoh penggunaan 5W + 1H di dalam cerita.

Anda baru tiba di kantor lalu bercerita pada rekan Anda tentang kecelakaan yang Anda lihat di jalan.

“Waduh, lo tahu nggak, tadi tuh, sekitar pukul 7, dekat lampu merah Jalan SM Raja, ada kecelakaan langsung terjadi di depan mata gua. Satu mobil sedan nabrak motor. Sopirnya nggak apa-apa, tapi yang punya motor tewas di tempat. Yang salah sih si korban. Gua sempat lihat, dia nggak peduli lampu merah, malah dia tancap gas motornya. Nah, waktu menerobos lampu merah itu, mobil sedan dari arah kanan juga sedang kencang, dia ketabrak dan jatuh, kepalanya berdarah. Kasihan banget. Gua sempat berhentikan motor gua, lalu bantu geser motor korban. Nggak lama polisi datang. Menurut polisi, ternyata motor dia tuh lagi putus rem. Padahal tadi sempat gua kira dia sengaja ngebut.”

5W + 1H :
What :    Satu mobil sedan tabrak motro.
Where :  Dekat lampu merah, Jl. SM Raja.
When :   07:00 WIB.
Why   :   Motor putus rem atau rem blong.
Who   :   Spir sedan (Adi) dan pengemudi motor (Arex)
How  :   Motor tersebut tancap gas saat menerobos lampu merah itu, mobil sedan  dari arah kanan juga sedang kencang, pengemudi motor ketabrak dan jatuh, kepalanya berdarah.


4.  Menulis Berita Kecelakaan

Menulis berita sama halnya dengan menulis fakta-fakta. Jadi dalam menulis berita peristiwa harus mengetahui kronologis atau kejdian peristiwanya. Sebaiknya dilengkapi deskripsi kejadian atau di dunia jurnalisme disebut reportase. Biasa deskripsi kejadian ini diletakkan pada alenia pertama lead/teras berita.

Misalnya, saat anda melintasi jalan Hangtuah, Pekanbaru, baru saja terjadi kecelakaan lalu-lintas (lakalantas). Truk fuso menabrak seorang bocah hingga tewas, penabraknya,  malah melarikan diri.

Jika anda ingin membuat berita dari kejadian tersebut. Maka, sebaiknya langsung mencari saksi mata untuk bisa diwawancarai tentang kronologis kejadian ntabrak lari itu. Jika sudah menemukan saksi mata, mulai catat keterangan saksi  dari kronologis dan kesaksiannya, umur, pekerjaannya, latar belakang pendidikannya, apakah sudah menikah, dan sudah punya anak berapa.

Wassalamualaikum, Wr.Wb.

Tidak ada komentar: