BAHASA JURNALISTIK
Assalamualaikum, Wr.Wb.
Sekedar
tamsil:
Kalau ada “orang digigit anjing” itu biasa-biasa saja,
tetapi jika ada “orang menggigit anjing” itu baru berita luar biasa. Orang
sudah terbiasa dengan berita yang biasa-biasa saja, tetapi orang akan tertarik
dengan berita yang luar biasa.
Baiklah
saya akan menjelaskan secara singkat tetapi anda mudah memahami dan mudah
mengerti dengan apa yang akan saya sampaikan. Karena ini merupakan penambah
pengetahuan walaupun sedikit dan singkat.
Saya akan menjelaskan 4 Poin,
yaitu:
1. Cara Mudah
Menulis Berita.
2. Unsur
Berita.
3. Sejarah
5W+1H dan Piramida Terbalik.
4. Menulis
Berita Kecelakaan.
1.
Cara
mudah Menulis Berita
Berita-berita
yang terbaca dibanyak media massa saat ini, sering sekali tidak sesuai dengan
penggunaan EYD. Bahasa
jurnalistik atau bahasa pers adalah salah satu ragam bahasa Indonesia. Jika akan menulis berita hendaknya mempelajari
terlebih dahulu tentang bahasa jurnalistik atau karya-karya jurnalistik, karena
dengan mempelajari bahasa jurnalistik dapat memudahkan kita dalam menulis
berita. Belajar bahasa jurnalistik diharapkan seseoarang itu tidak hanya
mengerti dan memahaminya, tetapi mampu menggunakannya serta menerapkannya kelak
setelah menjadi wartawan atau sedang menulis karya-karya jurnalistik.
Nah, di
dalam sebuah berita pastinya mempunyai ciri atau sifat-sifat yang terdapat pada
bahasa jurnalistik menurut kaedah tata bahasa, yaitu:
a. Lugas
b. Singkat
c. Padat
d. Sederhana
e. Hemat
Dengan anda
memahami ke lima sifat tersebut untuk menulis berita maka dapat menarik minat
pembaca untuk membaca berita yang anda sajikan. Sarana penggunaan bahasa
jurnalistik adalah media massa, itu artinya adalah bahasa komunikasi massa yang
bersifat satu arah. Menulis berita sebaiknya menggunakan bahasa baku, yaitu:
yang digunakan masyarakat yang paling luas pengaruhnya dan yang paling besar
wibawanya.
Sepuluh
pedoman bagi wartawan tentang pemakaian bahasa Indonesia dalam pers:
1) Taat kepada
EYD;
2) Membatasi
singkatan (akronim);
3) Jangan
menghilangkan imbuhan bentuk awal atau prefiks;
4) Menulis
dengan kalimat-kalimat pendek;
5) Hindari
penggunaan kata klise (stereotype);
6) Hindari
kata mubazir ( adalah, telah, untuk, dari, bahwa, bentuk, dan jamak);
7) Jangan
mencampur adukkan dalam satu kalimat pasif (di) dengan bentuk aktif (me);
8) Hindari
kata-kata asing, istilah, ilmiah dan teknis;
9) Taati
kaidah tata bahasa;
10)
Bahasa jurnalistik adalah bahasa komunikatif san
spesifik sifatnya. Tulisan yang baik : isi, bahan, teknik persembahan;
2.
Unsur
Berita
Secara
etimologi, berita berasal dari kata “Vrit” (sanskerta). Bahasa inggris “Write”
yaitu : terjadi. Kata “Vrit” berasimilasi menjadi kata “Vritta” artinya
kejadian. Kemudian dalam bahasa Indonesia berubah menjadi berita.
Ja’afar
Assegaf mengemukakan definisi berita :
Berita
merupakan laporan fakta atau ide yang termassa; dan dipilih oleh staf redaksi
untuk disiarkan; karena penting atau akibatnya; karena mencakup unsur-unsur
human interest seperti emosi, humor dan ketegangan.
Unsur-unsur
berita:
a. Aktual atau
baru (termassa)
b. Jarak
c. Terkenal
d. Keluarbiasaan
e. Akibat
f. Ketegangan
g. Pertentangan
h. Seks
i. Kemajuan
j. Human
interest
k. Emosi
l. Humor
Dengan
adanya unsur tersebut kita bisa memulai memilah peristiwa atau ide yang akan
kita tulis. Namun, sebagus apapun peristiwa atau informasi jika belum dimuat
dimedia massa belum dapat dikatakan sebagai berita.
3. Sejarah 5W + 1H dan Piramida Terbalik
Laporan
berisi 5W + 1H, enam unsur yang wajib ada di dalam sebuah berita.
Prinsip-prinsip menulis berita :
Kesatu, prinsip
yang mengacu pada 5W + 1H yang dipopulerkan oleh sastrawan Inggris yang
berdarah Scotlandia, Rudyard kifling. Rumusan 5W + 1H ini adalah singkatan.
What : Apa
Where : Di mana
When : Kapan
Why : Mengapa
Who : Siapa?
How : Bagaimana
*** Wahyudi El
Panggabean, Strategi Sastrawan Meraih Integritas, Memiliki Profesionalisme,
2007.Hlm.70***
Beliau mengatakan, jika rumus 5W + 1H
agar mudah diingat dan mudah menerapkannya maka disingkat menjadi Asidikembang.
Kedua, menulis
berita spot news (berita kecil) gunakanlah sistem piramida terbalik. Letakkan
informasi terpenting dibagian atas, lalu semakin kebawah semakin tidak penting.
Judul Berita
Lead/teras berita
5W+1H
Tubuh Berita
Semakin kebawah
Semakin tidak penting
Tujuan Piramida terbalik:
1. Memudahkan
pembaca, mana yang penting untuk dibaca.
2. Menghemat
waktu.
Dengan hanya membaca bagian atasnya saja
pembaca sudah faham isi berita secara
umum.
3. Alasan
Historis/Sejarah
Untuk menghindari terjadinya pemotongan pada
berita saat tempat tidak mencukupi di dalam koran.
Contoh
penggunaan 5W + 1H di dalam cerita.
Anda baru
tiba di kantor lalu bercerita pada rekan Anda tentang kecelakaan yang Anda
lihat di jalan.
“Waduh, lo tahu nggak, tadi tuh, sekitar pukul 7, dekat lampu
merah Jalan SM Raja, ada kecelakaan langsung terjadi di depan mata gua. Satu
mobil sedan nabrak motor. Sopirnya nggak apa-apa, tapi yang punya motor tewas
di tempat. Yang salah sih si korban. Gua sempat lihat, dia nggak peduli lampu
merah, malah dia tancap gas motornya. Nah, waktu menerobos lampu merah itu, mobil
sedan dari arah kanan juga sedang kencang, dia ketabrak dan jatuh, kepalanya
berdarah. Kasihan banget. Gua sempat berhentikan motor gua, lalu bantu geser
motor korban. Nggak lama polisi datang. Menurut polisi, ternyata motor dia tuh
lagi putus rem. Padahal tadi sempat gua kira dia sengaja ngebut.”
5W + 1H :
What : Satu mobil sedan tabrak motro.
Where : Dekat lampu merah, Jl. SM Raja.
When : 07:00 WIB.
Why : Motor putus rem
atau rem blong.
Who : Spir sedan (Adi)
dan pengemudi motor (Arex)
How : Motor tersebut tancap gas saat menerobos
lampu merah itu, mobil sedan dari arah
kanan juga sedang kencang, pengemudi motor ketabrak dan jatuh, kepalanya
berdarah.
4. Menulis Berita Kecelakaan
Menulis
berita sama halnya dengan menulis fakta-fakta. Jadi dalam menulis berita
peristiwa harus mengetahui kronologis atau kejdian peristiwanya. Sebaiknya
dilengkapi deskripsi kejadian atau di dunia jurnalisme disebut reportase. Biasa
deskripsi kejadian ini diletakkan pada alenia pertama lead/teras berita.
Misalnya,
saat anda melintasi jalan Hangtuah, Pekanbaru, baru saja terjadi kecelakaan
lalu-lintas (lakalantas). Truk fuso menabrak seorang bocah hingga tewas,
penabraknya, malah melarikan diri.
Jika anda
ingin membuat berita dari kejadian tersebut. Maka, sebaiknya langsung mencari
saksi mata untuk bisa diwawancarai tentang kronologis kejadian ntabrak lari
itu. Jika sudah menemukan saksi mata, mulai catat keterangan saksi dari kronologis dan kesaksiannya, umur,
pekerjaannya, latar belakang pendidikannya, apakah sudah menikah, dan sudah
punya anak berapa.
Wassalamualaikum,
Wr.Wb.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar