Makalah ini disusun oleh:
1.
Puspita
Sari
2.
Desi
Indah Pertiwi
3.
Jarniati
Sari
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
JURUSAN
BAHASA DAN SENI
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
ISLAM RIAU
PEKANBARU
2013
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Allah Swt., yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah_Nya, karena
berkat ridho dan kemudahan_Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Penulis
telah berusaha semaksimal mungkin dan sebaik mungkin untuk menyelesaikan makalah
tugas mata kuliah “Prosa Fiksi dan Drama” yang diasuh oleh dosen pembimbing
Drs. Darusman AR.,M.Pd. dan teman-teman seperjuangan yang telah membantu dalam
pembuatan makalah ini. Sehingga makalah
ini selesai dibuat sebagai bahan persentasi yang membahas tentang Pengkajian naskah Drama dan Beberapa
Pendekatan Drama.
Penulis
berharap bahwa makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun khususnya dan umumnya
bagi pembaca, dosen dan pendidik lainnya. Karena dalam makalah ini berisi
tentang naskah drama. Selain itu kami menyusun makalah ini dengan semaksimal
mungkin, dan mengambil bahan dari berbagai sumber untuk kesempurnaan makalah
ini. Tetapi jika ada saran atau kritik yang dapat membangun dan kesempurnaan
makalah ini, penulis dapat menerima dan akan dipertimbangkan.
Pekanbaru, 25
Maret 2013
Penulis
BAB
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sastra adalah suatu seni yang hidup
bersama-sama dengan bahasa. Tanpa bahasa sastra tidak mungkin ada. Melalui
bahasa ia dapat mewujudkan dirinya berupa sastra lisan, maupun tertulis.
Walaupun perwujudan sastra menggunakan bahasa, kita tidak dapat memisahkan
sastra dari bahasa, ataupun membuangnya dari peradaban bahasa itu sendiri.
Drama adalah salah satu
jenis karya sastra yang mempunyai kelebihan dibandingkan dengan karya sastra
jenis lain, yaitu unsur pementasan yang mengungkapkan
isi cerita secara langsung dan dipertontonkan di depan umum. Oleh karena itu
setiap tokoh mempunyai sifat-sifat kritis
sebagai penyampai amanat dari pengarangnya, misalnya
satire, humor, ambiguitas, sarkasme ataupun kritik-kritik sosial lainnya yang
tergambar melalui dialog-dialog antartokoh. Unsur paling pokok dalam sebuah
drama ada empat, yaitu lakon (naskah drama
atau text play), pemain (aktor atau aktris), tempat (gedung
pertunjukan), dan penonton. Pada
hakekatnya Prosa Fiksi dalam bentuk naskah drama adalah suatu cerita rekaan
yang didalamnya terdapat struktur yang di bangun oleh unsur-unsur sastra.
Pada
sebuah drama atau naskah drama terdapat beberapa pendekatan-pendekatan. Setiap
naskah drama dapat di analisis dan dikaji melalui pendekatan drama. Yaitu: Pendekatan
Objektif, Pendekatan Mimesis, Pendekatan Ekspresif, Pendekatan Pragmatik,
Pendekatan Posmodernisme, Pendekatan Studi Kultural, Pendekatan Feminisme.
1.2
Rumusan Masalah
1.2.1 1.
Apa
yang dimaksud dengan drama?
1.2.2 2.
Apa
sajakah pendekatan drama?
1.2.3 3. Menggunakan
pendekatan apakah dalam Naskah Drama Lagu-Lagu
Bawah Tanah Karya Iswadi Bahardur?
1.3 Tujuan
1.3.1
1. Untuk mengetahui tentang drama.
1.3.2 2.
Untuk mengetahui apa saja yang termasuk
pada pendekatan drama.
1.3.3 3. Untuk mengetahui pendekatan yang
digunakan dalam
Naskah Drama Lagu-Lagu Bawah Tanah Karya
Iswadi Bahardur.
BAB II PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Drama
Drama
adalah sebuah genre sastra penampilan fisiknya memperlihatkan secara verbal
adanya dialog atau cakapan di antara tokoh-tokoh yang ada. Selain itu, lazimnya
sebuah karya drama juga memperlihatkan adanya semacam petunjuk pemanggungan
yang akan memberikan gambaran tentang suasana, lokasi, atau apa yang dilakukan oleh
tokoh (Wahyudi, 2006: 95). Drama (karya sastra) merupakan sebuah struktur.
Struktur di sini dalam arti bahwa karya sastra itu merupakan susunan
unsur-unsur yang bersistem, yang antara unsur-unsurnya terjadi hubungan yang
timbal balik, saling menentukan. Jadi, kesatuan unsur-unsur dalam sastra bukan
hanya berupa kumpulan atau tumpukan hal-hal atau benda-benda yang berdiri
sendiri-sendiri, melainkan hal-hal itu saling terikat, saling berkaitan, dan
saling bergantung.
a)
Jenis-jenis
Drama
Pada
umumnya drama di bagi menjadi enam bagian, yaitu:
a)
Drama
Tragedi;
b)
Drama
Komedi;
c)
Drama
Tragedi-Komedi;
d)
Drama
Opera;
e)
Drama
Pantonim;
f)
Drama
Bangsawan.
2.2 Pendekatan
Drama
2.2.1 Pendekatan
Objektif (struktural dan struktural semiotik),
2.2.2 Pendekatan
Mimesis (sosiologi sastra),
2.2.3 Pendekatan
Ekspresif (hermeuneutik/menafsirkan makna),
2.2.4 Pendekatan
Pragmatik (resepsi sastra & intertekstual, Pendekatan
pragmatis
memberikan perhatian
utama terhadap peranan pembaca),
2.2.5 Pendekatan Posmodernisme (Dekonstruksi adalah sebuah metode
pembacaan teks. Poskolonial atau
Postkolonialisme umumnya didefinisikan sebagai teori yang lahir sesudah
kebanyakan negara-negara terjajah yang memperoleh kemerdekaannya),
2.2.6 Pendekatan Studi Kultural atau biasa
disebut
cultural studies adalah suatu proyek yang mengasikkan dan cair, yang
mengisahkan kepada kita cerita tentang dunia yang tengah berubah dengan harapan
agar kita dapat memperbaikinya),
2.2.7 Pendekatan
Feminisme.
Sebenarnya pendekatan drama merupakan alternatif-alternatif
dari pendekatan lain yang juga dapat dilakukan untuk mengapresiasi karya sastra
drama. Beberapa ahli mengemukakan pendapatnya mengenail hal-hal yang dapat
dilakukan untuk mengapresiasikan karya sastra drama. Salah satunya Hamidy (1984:15), yang menyatakan bahwa karya
sastra drama dapat diapresiasi melalui berbagai pendekatan dalam segi berikut :
a) Pendekatan dari segi fungsi
Pendekatan ini biasanya dihubungkan
dengan peranan-peranan yang dapat dimainkan di dalam suatu drama oleh masyarakat.
b) Pendekatan derajat peristiwa
Pendekatan ini dihubungkan dengan
alur, yaitu dalam bentuk bagaimanaderajat seperti eksposisi, komplikasi,
krisis, sampai kepada penyelesaian.
c) Pendekatan terhadap tema
Hal ini biasanya mengenai
perbandingan tiap-tiap kesatuan peristiwa di dalam drama, sehingga dapat
ditarik suatu kesimpulan mengenai ide yang hendak disampaikan dari cerita dalam
drama tersebut.
d) Pendekatan dari sudut gaya
Pendekatan
ini menyangkut bagaimana perkembangan sistematika dalam suatu drama dalam
kaitannya terhadap pantulan gaya yang hendak disampaikan kepada para pembaca.
e) Pendekatan dengan segi aliran gaya
Beberapa pendekatan aliran karya
sastra, yaitu: realisme, naturalisme, dan ekspresionisme.
2.3 Pendekatan
Objektif dalam Naskah Drama Lagu-Lagu
Bawah Tanah Karya Iswadi Bahardur.
Teori Mursal
Esten. Mursal Esten (1978:20) mengatakan hal-hal yang berhubungan dengan
struktur, seperti alur (plot), latar, pusat pengisahan dan penokohan, kemudian
juga hal-hal yang berhubungan dengan pengungkapan tema dan amanat.
Penulis mengkaji sebuah drama dan menganalisis naskah drama dalam pendekatan
objektif. Naskah drama Lagu-Lagu
Bawah Tanah Karya Iswadi Bahardur dalam analisis pendekatan objektif.
Pendekatan objektif yaitu analisis yang menyangkut tentang unsur instrinsik
seperti tema, latar, alur, penokohan, sudut pandang, gaya bahasa dan amanat.
2.3.1
Tema
Esten (1978 : 22) mengemukakan bahwa tema adalah sesuatu
yang menjadi pemikiran, sesuatu yang menjadi persoalan bagi pengarang.
2.3.2
Dialog
Menurut kamus istilah sastra yang diterbitkan oleh balai
pustaka, dialog adalah percakapan di dalam karya sastra antara dua tokoh atau
lebih yang biasanya mencerminkan pertukaran pikiran atau pendapat.
2.3.3
Peristiwa
Menurut kamus istilah sastra yang
diterbitkan oleh balai pustaka, Peristiwa atau kejadian merupakan unsur alur
yang merupakan kejadian yang penting atau kisaran pendek yang berhubungan
dengan suatu situasi. Jika peristiwa dirangkai secara berkaitan, ia menjadi
episode dalam alur.
2.3.4
Latar
atau Setting
Menurut Zakaria (1981 : 23) mengatakan bahwa latar merupakan
tempat terjadinya peristiwa atau tempat berlakunya peristiwa. Latar dalam suatu
cerita drama merupakan gambaran tentang tempat, suasana, dan waktu terjadinya
suatu peristiwa secara umum.
2.3.5
Penokohan
atau Perwatakan
Penokohan dalam suatu cerita drama merupakan suatu hasil
kreatif pengarang secara imajinatif dalam melukiskan watak dan pribadi para
tokoh melalui sikap, cakapan serta perbuatannya.
Untuk mengenal dan
memahami para watak tokohyang ada di dalam sebuah cerita, kita dapat meneliti:
(1)
apa yang dilakukan,
(2)
apa yang dikatakannya,
(3)
apa sikapnya dalam menghadapi persoalan,
(4)
bagaimana penilaian tokoh lain atas dirinya (Sumardjo, 1984 : 67).
2.3.6 Alur atau Plot
Menurut
Rusyana (1978 : 67), yang dimaksud alur atau jalannya cerita adalah rangkaian
cerita yang di bentuk oleh tahapan-tahapan peristiwa sehingga menjalin suatu
cerita. Alur merupakan susunan peristiwa yang terpilih dan diatur oleh
pengarang secarara logis dalam hubungan sebab akibat, sehingga memebentuk suatu
cerita yang utuh.
2.3.7
Sudut
Pandang
Menurut Wiyanto
(2005:83) mengemukakan sudut pandang adalah posisi pencerita (pengarang)
terhadap kisah yang diceritakannya.
2.3.8
Gaya
Bahasa
Gaya bahasa yang digunakan pengarang akan menentukan
kenikmatan dalam membca karya sastra, Menurut selamet dan simanjuntak (Sekada,
1987 : 84), mengatakan bahwa gaya bahasa merupakan susunan perkataan yang
terjadi karena perasaan yang tumbuh atau yang hidup dalam hati penulis, dan
yang sengaja ataupun tidak sengaja menimbulkan suatu perasaan tertentu dalam
hati pembaca.
2.3.9
Amanat
Amanat adalah pesan moral yang ingin disampaikan penulis kepada pembaca
naskah atau pendengar (dalam hal ini) dan juga penonton drama. Artinya penonton dapat menyimpulkan pesan moral yang telah
ia dengar baca atau saksikan.
NASKAH DRAMA LAGU-LAGU BAWAH TANAH KARYA ISWADI BAHARDUR DALAM ANALISIS
PENDEKATAN OBJEKTIF
A. Sinopsis
Lastri salah seorang napi wanita yang menuntut atas kematian
Ayu, adik kandungnya. Lastri menuntut kepada pihak Arab Saudi agar kasus
kematian yang menimpa adiknya diusut namun tuntutan itu membuatnya harus
berhadapan dengan seorang nyonya Habibah yang kaya dan berkuasa. Dengan
kekayaannya itu dia menuntut balik kepada Lastri dan Lastri dituduh mencemarkan
nama baik nyonya Habibah, dia pun dijebloskan kedalam penjara.
Penjara telah mempertemukan Lastri dengan napi-napi wanita
yang lainnya. Jeng Asti adalah nyonya besar yang dipenjara karena membunuh dan
memutilasi suaminya yang berselingkuh dengan wanita lain. Di samping itu Lastri
juga mengenal Sagita, sosok tomboy, pencuri ulung yang dipenjara karena kasus
narkoba. Takdir juga mempertemukannya dengan Komalasari, Komalasari adalah
artis yang sangat terkenal dia di penjara karena mengedarkan video mesumnya ke tengah
publik sekaligus kasus narkoba. Di sana dia mengenal beberapa napi wanita
lainnya seperti Dewi Sastri dan Jani. Dewi Sastri merupakan aktivis perempuan
yang dituduh menggerakan demonstrasi buruh yang menewaskan menteri HAM dan Jani
merupakan perempuan desa yang berprofesi sebagai pelacur. Jani membunuh
mucikari tempat dia bekerja alasannya dia sakit hati karena upah yang
diterimanya tidak sebanding dengan apa yang telah dilakukannya.
Di penjara Lastri dijenguk oleh keluarganya, Ayah, Ibu juga
Badai dan Wulan. Ayah Lastri adalah ayah yang tidak bertangung jawab,
marah-marah dan kadang susah dimengerti. Dan Nirimoni ibu Lastri hanya membisu
tak mau bicara sejak mengetahui kematiaan Ayu. Di samping itu Badai adiknya
yang pergi bertahun-tahun meninggalkan rumah datang pada Lastri dengan maksud
hendak menawarkan bantuan tapi Lastri menolaknya. Penolakan Badai juga didukung
oleh Wulan. Lastri tak mau menerima bantuan adiknya. Dia lebih memilih untuk
mengusut tuntas kasus Ayu sendirian, juga kasus yang menimpa dirinya.
Keberanian Lastri menghadapi kasus yang menimpanya mendapat
perlawanan dari nyonya Habibah majikan yang membunuh Ayu. Dengan berbagai cara
nyonya Habibah menuntut Lastri agar tuntutannya dibatalkan tapi Lastri
menolaknya sehingga dia kembali dipenjara, dipukul dan disiksa oleh para sipir.
B. Analisis Naskah Dalam Pendekatan Objektif
1) Tema
Perjuangan Lastri dalam menuntut
kasus atas kematian adiknya yang dibunuh oleh majikan.
2) Latar atau Setting
Naskah ini berlatarkan di penjara wanita lihat kutipan
berikut:
(Pertunjukan ini mengambil tempat di
tahanan khusus wanita narapidana perempuan. Di dalam sel besar yang mampu
menampung enam narapidana).
3) Alur
Alur dalam drama ini adalah alur
maju. Alur yang berlangsung secara berkelanjutan dan memuncak. Pada babak
pertama dimulai dengan perkenalan Lastri dengan para napi di dalam sel tahanan,
kemudian alur cerita dilanjutkan berikutnya yaitu pertemuan Lastri dengan
keluarganya di ruang khusus tempat para napi menerima tamu, selanjutnya pada
suatu peristiwa pada babak tiga Lastri juga dikunjungi oleh nyonya Habibah
bersama pengacaranya di penjara dan sampailah pada klimaksnya. Klimaks dalam
drama ini yaitu pada saat Lastri mengetahui, dan kaget bahwa ternyata yang
membunuh Ayu adalah nyonya Habibah majikan Ayu sendiri.
4)
Penokohan
a. Lastri seorang pidana wanita ( tokoh
protagonist) sosok kakak yang baik dan pemberani.
b. Badai adik Lastri yang memilih menjadi waria memiliki watak yang baik dan
penolong.
c. Wulan adik Badai yang membenci kakak
lelakinya yang menjadi banci. Wulan sangat kasar, egois dan pemarah.
d. Nirimoni berperan sebagai ibu yang
membangun watak sabar, pasrah dan selalu menerima apa saja yang dilakukan kepada
dirinya (tokoh sederhana).
e.
Abdi adalah sosok seorang ayah yang
tidak bertanggung jawab sulit dimengerti. Dan memiliki watak yang
bermacam-macam. Kadang marah, beringas kadang baik hati. Tokoh Abdi disebut
juga sebagai tokoh bulat.
f.
Jeng Asti nara pidana yang mengalami
trauma. Wataknya jahat, pemarah, cerewet dan pencemooh.
g.
Dewi
Sastri adalah sosok narapidana yang sangat dewasa berpikir rasional, dan baik.
h. Sagita adalah narapidana tomboy
pengedar narkoba. Pencemooh, keras kepala, pemarah.
i. Jani adalah wanita pelacur. Jani berwatak santai, sabar dan
mau menerima kenyataan.
j. Komalasari merupaka artis yang
pandai mempengaruhi narapidana lain.
k.
Murti
narapidana yang berwatak takut, penangis dan cengeng.
l. Nyonya Habibah tokoh jahat, cerewet merupakan tokoh
antagonis.
m. Pengacara nyonya
Habibah. Kurang ajar nakal dan licik
5) Sudut Pandang
Naskah drama lagu bawah tanah ini menggunakan
sudut pandang orang pertama dan sudut pandang orang ketiga.
6)
Gaya Bahasa
Gaya bahasa dalam naskah drama ini
menggunakan majas metafora, gaya
bahasa perumpamaan, gaya bahasa sarkasme, Gaya bahasa ironi, dan
gaya bahasa simile.
7)
Amanat
Hukum
hanya untuk orang-orang yang punya kekuasaan. Jangan pernah percaya pada suatu
hal bila belum tahu kebenarannya.
BAB III SIMPULAN
3.1 Simpulan
1.
Drama adalah salah satu jenis karya sastra yang mempunyai
kelebihan dibandingkan dengan karya sastra jenis lain, yaitu unsur
pementasan yang mengungkapkan isi cerita
secara langsung dan dipertontonkan di depan umum.
2.
Jenis-jenis
Drama
Pada
umumnya drama di bagi menjadi enam bagian, yaitu:
a)
Drama
Tragedi;
b)
Drama
Komedi;
c)
Drama
Tragedi-Komedi;
d)
Drama
Opera;
e)
Drama
Pantonim;
f)
Drama
Bangsawan.
3.
Teori Mursal Esten. Mursal Esten
(1978:20) mengatakan hal-hal yang berhubungan dengan struktur, seperti alur
(plot), latar, pusat pengisahan dan penokohan, kemudian juga hal-hal yang
berhubungan dengan pengungkapan tema dan amanat.
4. Kajian sastra memiliki berbagai
pendekatan. pendekatan-pendekatan itu ialah Objektif, mimesis, pragmatik,
ekspresif, feminisme, dan Postkolonialisme.
5. Naskah Drama Lagu-Lagu Bawah Tanah Karya Iswadi Bahardur dikaji dengan
pendekatan objektif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar