Kamis, 25 April 2013

Perkembangan Retorika di Indonesia



Oleh : Puspita Sari

PERKEMBANGAN RETORIKA DI INDONESIA


            Informasi tentang perkembangan retorika di Indonesia masa lampau sangat sedikit, sumber dan  referensi yang lengkap pun susah ditemukan. Hanya kegiatan bertutur di upacara-upacara adat yang dapat dipahami. Yang merupakan warisan budaya yaitu ucapan saat meminang, pernikahan, kelahiran, dan kematian. Setiap suku bangsa Indonesia memiliki adat tersendiri, cara berkomunikasi antar dua suku menggambarkan kemampuan berbicara. Dari sinilah, retorika klasik di Indonesia dimulai.

            Sejak abad ke-16 pada masa penjajahan Belanda, Indonesia sudah mempunyai beberapa tokoh-tokoh retorika yang menjadi utusan (yang bertanggung jawab) pada permusyawaratan (berunding) untuk bertukar pendapat mengenai suatu masalah yang dihadapi bersama mengenai retorika. Beberapa tokoh-tokoh Indonesia yang terkenal dengan kemampuan berbicaranya, yaitu:

a.      H. Agus Salim berasal dari Sumatra Barat
Tokoh tersebut adalah seorang tokoh yang serbabisa, penerjemah, ahli syair, sastrawan, diplomat, filsuf, dan ulama. H. Agus Salim menunjukkan kecintaannya terhadap bahasa Indonesia di sidang dewan rakyat sehingga menggegerkan Belanda.

b.      Ir. Soekarno
Tokoh Ir. Soekarno adalah ahli dalam berpidato yang dikenal di seluruh Dunia. Memiliki kemampuan berpidato yang luar biasa. Bung Karno tidak pernah membaca naskah pada saat berpidato. Pidatonya yang terkenal berjudul “nawaksara”.

c.       Buya Hamka (1908-1981)
Buya Hamka adalah tokoh atau ahli retorika Indonesia. Seorang ulama, aktivis politik dan seorang penulis terkenal. Bahkan beliau memiliki kemampuan otodidak (kemampuan dari hasil belajar sendiri) yaitu menulis, tetapi juga di berbagai ilmu filsafat, sastra, sejarah, sosial, dan politik serta mahir berbahasa Arab. Untuk mengasah berpidato, beliau bertukar pikiran dengan H.O.S. Cokroaminoto dan Raden Mas Suryoparonoto.

d.      Bung Tomo (1920:1981)
Tokoh Bung Tomo sangat tekenal dengan ketajaman kata-katanya. Pada tahun 1970, beliau berbeda pendapat dengan pemerintahan orde baru, Beliau berbicara keras terhadap pemerintahan Soeharto. Akhirnya, beliau ditahan karena kritikannya yang pedas itu.

1 komentar:

Unknown mengatakan...

TERIMAKASIH makalah ini sangat membantu