Oleh : Puspita Sari
PERKEMBANGAN
RETORIKA DI INDONESIA
Informasi
tentang perkembangan retorika di Indonesia masa lampau sangat sedikit, sumber
dan referensi yang lengkap pun susah
ditemukan. Hanya kegiatan bertutur di upacara-upacara adat yang dapat dipahami.
Yang merupakan warisan budaya yaitu ucapan saat meminang, pernikahan,
kelahiran, dan kematian. Setiap suku bangsa Indonesia memiliki adat tersendiri,
cara berkomunikasi antar dua suku menggambarkan kemampuan berbicara. Dari
sinilah, retorika klasik di Indonesia dimulai.
Sejak
abad ke-16 pada masa penjajahan Belanda, Indonesia sudah mempunyai beberapa
tokoh-tokoh retorika yang menjadi utusan (yang bertanggung jawab) pada
permusyawaratan (berunding) untuk bertukar pendapat mengenai suatu masalah yang
dihadapi bersama mengenai retorika. Beberapa tokoh-tokoh Indonesia yang
terkenal dengan kemampuan berbicaranya, yaitu:
a.
H. Agus Salim berasal dari Sumatra Barat
Tokoh tersebut adalah seorang tokoh yang serbabisa, penerjemah,
ahli syair, sastrawan, diplomat, filsuf, dan ulama. H. Agus Salim menunjukkan
kecintaannya terhadap bahasa Indonesia di sidang dewan rakyat sehingga
menggegerkan Belanda.
b.
Ir. Soekarno
Tokoh Ir. Soekarno adalah ahli dalam berpidato yang dikenal di
seluruh Dunia. Memiliki kemampuan berpidato yang luar biasa. Bung Karno tidak
pernah membaca naskah pada saat berpidato. Pidatonya yang terkenal berjudul
“nawaksara”.
c.
Buya Hamka (1908-1981)
Buya Hamka adalah tokoh atau ahli retorika Indonesia. Seorang
ulama, aktivis politik dan seorang penulis terkenal. Bahkan beliau memiliki
kemampuan otodidak (kemampuan dari hasil belajar sendiri) yaitu menulis, tetapi
juga di berbagai ilmu filsafat, sastra, sejarah, sosial, dan politik serta
mahir berbahasa Arab. Untuk mengasah berpidato, beliau bertukar pikiran dengan
H.O.S. Cokroaminoto dan Raden Mas Suryoparonoto.
d.
Bung Tomo (1920:1981)
Tokoh Bung Tomo sangat tekenal dengan ketajaman kata-katanya.
Pada tahun 1970, beliau berbeda pendapat dengan pemerintahan orde baru, Beliau
berbicara keras terhadap pemerintahan Soeharto. Akhirnya, beliau ditahan karena
kritikannya yang pedas itu.
1 komentar:
TERIMAKASIH makalah ini sangat membantu
Posting Komentar