Sajak
Pilihan
Riau Pos 2012
Riau Pos 2012
Kesepian
Karya : J. Fitriasha
Karya : J. Fitriasha
Beribu
angin menembakku dengan tepat
Yang
duduk di tengah taman malam hari
Aku
mencari tapak bayang di gelap kaki
Di terang mimpi
Sepasang
mata mengintai bagai laba
Yang
lapar akan kumbang di jaringnya
Angin
yang perlahan menyisir daun-daun
Membentuk
langkisau teduh yang jatuh
Malam
ini, gigil serupa salju
Aku
menunggu di satu kursi
Mendura
tanpa kata, menggali mata ke mata
Mencari
tunggu siapa yang berjelaga?
Selendang
hitam di kiriku
Mulai mengering
Terkupas
waktu yang makin hening
Taman
malam ini bagai trotoar
Yang
galau
Analisis gaya bahasa
yang terdapat pada puisi yang berjudul Kesepian
karya: J. Fitriasha
Analisis
adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan atau perbuatan) untuk
mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab-musabab) (Depdiknas dalam KBBI :
2008:58). Majas atau gaya bahasa pemanfaatan kekayaan bahasa dalam menyampaikan
pikiran dan perasaan, baik secara lisan maupun tertulis. Berikut analisis gaya
bahasa dalam puisi yang berjudul Kesepian karya J. Fitriasha,
1. Gaya
Bahasa Personifikasi
Majas
personifikasi adalah majas yang mengumpamakan benda mati seperti makhluk hidup.
Pada puisi Kesepian terdapat pada kata:
Beribu angin menembakku dengan
tepat
Yang duduk di tengah taman malam hari
Bait
pertama di atas termasuk pada majas personifikasi. Yang digarisbawahi tersebut
merupakan majas personifikasi karena yang hanya melakukan menembak adalah
manusia bukannya angin. Tampak bahwa seolah-olah angin tersebut seperti manusia
atau makhluk hidup yang ‘menembak’. Disusul pada kata yang duduk di tengah taman malam hari, maka kata tersebut semakin
memperjelas sebagai majas personifikasi bahwa angin menembakku yang sedang duduk di taman malam hari.
Angin yang perlahan menyisir
daun-daun
Membentuk langkisau teduh yang jatuh
Pada
bait kedua di atas juga termasuk majas personifikasi karena terdapat benda mati
seakan-akan hidup seperti manusia. Angin
yang perlahan menyisir daun-daun, kata ‘menyisir’ tersebutah yang dikatakan
majas personifikasi dan didukung pula pada membentuk
langkisau teduh yang jatuh.
2.
Majas Elipsis
Majas
elipsis adalah majas yang berwujud menghilangkan suatu unsur kalimat yang
dengan mudah dapat diisi atau ditafsirkan sendiri oleh pembaca. Majas ini dapat
ditemukan dalam puisi “Kesepian” pada bait pertama di baris yang ketiga dan
keempat, yaitu:
Aku
mencari tapak bayang di gelap kaki
Di terang mimpi
3. Majas
Enumerasio
Majas
ini adalah beberapa peristiwa yang membentuk satu kesatuan, dilukiskan satu
persatu agar tiap peristiwa dalam keseluruhannya tampak dengan jelas. Majas
enumerasio dapat ditemukan dalam puisi “Kesepian” terletak pada bait ketiga
baris keempat dan kelima seperti berikut,
Selendang hitam di kiriku
Mulai mengering
Baris
puisi di atas mengandung majas enumerasio karena baris puisi tersebut
menjelaskan bahwa ada selendang hitam di
kiriku mulai mengering. Peristiwa yang membentuk satu kesatuan, melukiskan
satu peristiwa dalam keseluruhannya tanpak denan jelas.
4. Majas
Alusio
Majas
alusio merupakan majas yang menggunakan pribahasa atau ungkapan. Pada puisi
“Kesepian” terdapat majas yang telah dijelaskan yaitu majas alusio. Seperti
pada bait ketiga baris ketiga,
Mencari tunggu siapa yang berjelaga?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar