Kamis, 27 Maret 2014

Analisis Gaya Bahasa pada Puisi "Kesepian"


Sajak Pilihan
Riau Pos 2012
Kesepian
Karya   : J. Fitriasha

Beribu angin menembakku dengan tepat
Yang duduk di tengah taman malam hari
Aku mencari tapak bayang di gelap kaki
Di terang mimpi
Sepasang mata mengintai bagai laba
Yang lapar akan kumbang di jaringnya

Angin yang perlahan menyisir daun-daun
Membentuk langkisau teduh yang jatuh
Malam ini, gigil serupa salju

Aku menunggu di satu kursi
Mendura tanpa kata, menggali mata ke mata
Mencari tunggu siapa yang berjelaga?
Selendang hitam di kiriku
Mulai mengering
Terkupas waktu yang makin hening
Taman malam ini bagai trotoar
Yang galau 


Analisis gaya bahasa yang terdapat pada puisi yang berjudul Kesepian
karya: J. Fitriasha

Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan atau perbuatan) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab-musabab) (Depdiknas dalam KBBI : 2008:58). Majas atau gaya bahasa pemanfaatan kekayaan bahasa dalam menyampaikan pikiran dan perasaan, baik secara lisan maupun tertulis. Berikut analisis gaya bahasa dalam puisi yang berjudul Kesepian karya J. Fitriasha,

1.    Gaya Bahasa Personifikasi
Majas personifikasi adalah majas yang mengumpamakan benda mati seperti makhluk hidup. Pada puisi Kesepian terdapat pada kata:


Beribu angin menembakku dengan tepat
Yang duduk di tengah taman malam hari

Bait pertama di atas termasuk pada majas personifikasi. Yang digarisbawahi tersebut merupakan majas personifikasi karena yang hanya melakukan menembak adalah manusia bukannya angin. Tampak bahwa seolah-olah angin tersebut seperti manusia atau makhluk hidup yang ‘menembak’. Disusul pada kata yang duduk di tengah taman malam hari, maka kata tersebut semakin memperjelas sebagai majas personifikasi bahwa angin menembakku yang sedang duduk di taman malam hari.

Angin yang perlahan menyisir daun-daun
Membentuk langkisau teduh yang jatuh

Pada bait kedua di atas juga termasuk majas personifikasi karena terdapat benda mati seakan-akan hidup seperti manusia. Angin yang perlahan menyisir daun-daun, kata ‘menyisir’ tersebutah yang dikatakan majas personifikasi dan didukung pula pada membentuk langkisau teduh yang jatuh.

2.              Majas Elipsis
Majas elipsis adalah majas yang berwujud menghilangkan suatu unsur kalimat yang dengan mudah dapat diisi atau ditafsirkan sendiri oleh pembaca. Majas ini dapat ditemukan dalam puisi “Kesepian” pada bait pertama di baris yang ketiga dan keempat, yaitu:

  Aku mencari tapak bayang di gelap kaki
  Di terang mimpi
      
3.    Majas Enumerasio
Majas ini adalah beberapa peristiwa yang membentuk satu kesatuan, dilukiskan satu persatu agar tiap peristiwa dalam keseluruhannya tampak dengan jelas. Majas enumerasio dapat ditemukan dalam puisi “Kesepian” terletak pada bait ketiga baris keempat dan kelima seperti berikut,

Selendang hitam di kiriku
Mulai mengering

Baris puisi di atas mengandung majas enumerasio karena baris puisi tersebut menjelaskan bahwa ada selendang hitam di kiriku mulai mengering. Peristiwa yang membentuk satu kesatuan, melukiskan satu peristiwa dalam keseluruhannya tanpak denan jelas.

4.    Majas Alusio
Majas alusio merupakan majas yang menggunakan pribahasa atau ungkapan. Pada puisi “Kesepian” terdapat majas yang telah dijelaskan yaitu majas alusio. Seperti pada bait ketiga baris ketiga,

Mencari tunggu siapa yang berjelaga?


Jurnal Bahasa Indonesia Universitas Islam Riau



Analisis Pengelompokan Frasa Berdasarkan Kesamaan Distribusinya dengan Kata dalam Cerpen Sehelai Tikar Sembahyang Karya Rus Abrus
Nama : Puspita Sari
NPM : 116211827

ABSTRAK
Puspita Sari.2014.Jurnal. Analisis Pengelompokan Frasa Berdasarkan Kesamaan Distribusinya dengan Kata dalam Cerpen Sehelai Tikar Sembahyang karya Rus Abrus

Penelitian ini mengkaji tentang Analisis Pengelompokan Frasa Berdasarkan Kesamaan Distribusinya dengan Kata dalam Cerpen Sehelai Tikar Sembahyang karya Rus Abrus halaman 15-25. Pengelompokan frasa berdasarkan kesamaan distribusinya dengan kata dapat dibagi menjadi dua, yaitu jenis kata dan jenis frasa. Jenis kata yang berkaitan dengan jenis frasa tidaklah semua,  jenis-jenis kata yang dimaksudkan adalah: (1) kata benda, (2) kata kerja, (3) kata sifat, (3) kata bilangan, (4) kata keterangan, dan (5) kata depan. Kata ganti dikelompokan ke dalam kata benda. Kata sandang merupakan unsur pembangun frasa yang berdistribusi sama dengan kata benda. Berdasarkan penjenisan kata dengan pemaparannya dapatlah ditentukan jenis atau kategori frasa berdasarkan kesamaan distribusinya dengan kata. Jenis frasa dapat pula dibedakan menjadi enam kategori, yaitu (1) frasa nominal, (2) frasa verbal, (3) frasa adjektival, (4) frasa bilangan, (5) frasa adverbial, (6) frasa preposisional. Rumusan karakteristik frasa adalah sebagai berikut: merupakan satuan ketatabahasaan, terdiri atas dua kata atau lebih, merupakan unsur kalimat yang tidak melewati batas fungsi, satuan frasa terbesar berada dalam satuan fungsi S, P, O, Pel, K., sebuah unit frasa bisa terdiri atas frasa-frasa yang lebih kecil, unsur bawahan langsung sebuah frasa bisa berupa kata, dan bisa berupa frasa.
Kata Kunci : Frasa nominal, frasa verbal, frasa adjektival, frasa bilangan, frasa adverbial, frasa preposisional


Pendahuluan
Sistem gramatika biasanya dibagi atas subsistem morfologi dan subsistem sintaksis. Subsistem morfologi membicarakan pembentukan kata dari satuan-satuan yang lebih kecil, yang lazim disebut morfem menjadi satuan yang statusnya lebih tinggi yang siap digunakan dalam subsistem sintaksis. Sedangkan subsistem sintaksis membicarakan penataan dan pengaturan kata-kata itu ke dalam satuan-satuan yang lebih besar, yang disebut satuan-satuan sintaksis, yakni kata, frasa, klausa, kalimat, dan wacana.

Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan atau perbuatan) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab-musabab) (Depdiknas dalam KBBI : 2008:58). Ramlan (2005:18) manyatakan “Sintaksis adalah bagian atau cabang dari ilmu bahasa yang membicarakan seluk beluk wacana, kalimat, klausa, dan frasa. Satuan wacana terdiri dari unsur-unsur yang berupa kalimat, satuan kalimat terdiri dari unsur-unsur yang berupa klausa, satuan klausa terdiri dari unsur-unsur yang berupa frasa, dan frasa terdiri dari unsur-unsur yang berupa kata.

A.  Fungsi Sintaksis
Fungsi sintaksis adalah semacam “kotak-kotak” atau “tempat-tempat” dalam struktur sintaksis yang kedalamnya akan diisikan kategori-kategori tertentu. Kotak-kotak tersebut bernama subjek (S), predikat (P), objek (O), pelengkap (Pel), keterangan (K).
Contoh:      Fikra    melirik     Zahra     kemaren
                     S           P                 O              Ket

B.  Kategori Sintaksis
            Kategori sintaksis adalah jenis atau tipe kata atau frasa yang menjadi pengisi fungsi-fungsi sintaksis. Kategori sintaksis berkenaan dengan istilah nomina (N), verba (V), adjektifa (Adj), adverbia (Adv), numeralia (Num), preposisi (Prep), konjungsi (Konj), dan pronomina (Pron). Hal ini N,V, dan Adj merupakan kategori utama, sedangkan yang lain merupakan kategori tambahan.

C.  Peran Sintaksis
            Peran Sintaksis adalah hubungan antara kategori pengisi fungsi P, baik berkategori V maupun bukan, dengan pengisi fungsi-fungsi lain.
Peneliti akan menganalisis tataran sintaksis yang mempelajari tentang frasa dan jenis-jenis frasa. Banyak ahli tata bahasa yang merumuskan pengertian frasa, karena frasa merupakan unsur pembangunan kalimat. Ramlan membatasi tentang frasa, “Frasa ialah satuan gramatik yang terdiri atas dua kata atau lebih yang tidak melampaui batas fungsi unsur klausa”. 

Begitu pula pada Kridalaksana yang juga membatasi frasa “Frasa adalah gabungan dua kata atau lebih yang bersifat non predikatif”. Berdasarkan dua buah batasan tentang pengertian frasa tersebut, bisa dirumuskan prinsip-prinsip sebagai berikut:
1.      Frasa merupakan satuan ketatabahasan,
2.      Frasa terdiri atas dua kata atau lebih,
3.      Frasa merupakan unsur kalimat yang tidak melewati batas fungsi
4.      Satuan frasa yang terbesar berada dalam satu fungsi ialah dalam S, P, Pel, O, K,
5.      Sebuah unit konstruksi frasa bisa terdiri atas frasa-frasa yang lebih kecil,
6.      Hubungan antara komponen frasa itu tidak bersifat predikatif dan tidak bersifat majemuk,
7.      Unsur pembangunan frasa bisa kata dan kata, kata dan frasa, dan bisa juga frasa dan frasa.

Pada prinsip tersebut terdapat bahwa satuan frasa yang terbesar berada dalam satu fungsi ialah dalam S, P, Pel, O, K. Perhatikan contoh berikut:

S
P
O
Ket
Adik saya
Suka makan
roti bakar
Di kamar

            Semua fungsi klausa di atas diisi oleh sebuah frasa: fungsi S diisi oleh frasa adik saya, fungsi P diisi oleh frasa suka makan, fungsi O oleh frasa roti bakar, dan fungsi Ket diisi oleh frasa di kamar

Ramlan dalam bukunya Ilmu Bahasa Indonesia SINTAKSIS (2005:138) frase adalah satuan gramatik yang terdiri dari dua kata atau lebih yang tidak melampaui batas fungsi unsur klausa. Contoh:
1.      Gedung sekolah itu
2.      Yang sedang membaca
3.      Akan pergi
4.      Sakit sekali
5.      Kemarin pagi
6.      Di halaman.

            Di dalam sintaksis mengkaji kata, frasa, klausa, kalimat, dan wacana. Namun peneliti membatasi pembahasan yang akan dianalisis tentang frasa, yaitu jenis frasa. Jenis-jenis frasa ada enam (6): (1) frasa nominal, (2) frasa verbal, (3) frasa adjektival, (4) frasa bilangan, (5) frasa adverbial, (6) frasa preposisional.



ISI
1.    Pengertian
Berdasarkan penjenisan kata dengan pemaparannya dapat ditentukan jenis atau kategori frasa berdasarkan kesamaan distribusinya dengan kata. Menentukan kategori frasa ini bisa juga dilakukan dengan jalan menentukan unsur inti atau unsur utama dari frasa-frasa itu. Apakah unsur inti frasa itu kata benda , kata kerja, kata sifat, kata bilangan, kata keterangan atau berunsur awal preposisional.

Berdasarkan cara pandang tersebut dengan mudah dapat ditentukan bahwa kategori frasa itu sesuai dengan enam jenis kata yang dipaparkan di atas, yakni ada enam kategori pula. Keenam kategori tersebut adalah frasa nominal, frasa verbal, frasa adjektival, frasa numeral, frasa adverbial, dan frasa preposisional.

A.  Frasa Nominal
Frasa nominal ialah frasa yang memiliki distribusi yang sama dengan kata nominal atau berintikan kata benda. Boleh juga frasa kategori ini dibatasi dengan semua frasa yang berfungsi atau bersifat nomina. Contoh:
(1)   ruangan kuliah
(2)   gedung sekolah
(3)   halaman kampus
(4)   jaket merah
(5)   baret biru
(6)   yang hijau
(7)   yang tidak hadir

B.  Frasa Verbal
Frasa verbal ialah semua frasa yang berdistribusi sama dengan verba. Dengan batasan lain, frasa verbal adalah frasa yang berfungsi atau bersifat verba. Frasa-frasa ini berintikan verba atau kata kerja, atau semuanya unsurnya berupa kata kerja. Contoh:
(1)   belum hadir
(2)   hanya membaca
(3)   makan dan minum
(4)   pergi lagi
(5)   duduk dan berdiri saja

C.  Frasa Adjektival
Frasa adjektival adalah frasa yang berdistribusi sama dengan adjektiva atau kata sifat. Dengan batasan lain, frasa adjektiva adalah frasa yang berfungsi atau bersifat sama dengan kata sifat. Frasa kategori ini berintikan kata sifat atau semua unsurnya berupa kata sifat. Contoh:
(1)   sangat cekatan
(2)   kuat
(3)   kurang hati-hati
(4)   terlalu lambat
(5)   cantik dan cerdas
(6)   kurang sekali
(7)   paling tinggi

D.  Frasa Bilangan
Frasa bilangan disebut juga frasa numeralia. Frasa bilangan dapat dibatasi dengan frasa yang memiliki distribusi yang sama dengan kata bilangan atau frasa yang semua unsurnya berupa kata bilangan. Contoh:
(1)   tiga ekor
(2)   enam potong
(3)   sembilan helai
(4)   beberapa butir

E.   Frasa Adverbial
Frasa adverbial adalah frasa yang dapat berdistribusi sama dengan kata keterangan atau adverbial atau frasa yang berintikan adverbial. Frasa jenis ini bisa juga dibatasi dengan perumusan frasa yang semua unsurnya berupa adverbia. Yang tergolong adverbial diantaranya sekarang, besok, lusa, nanti, tadi, kemarin, mungkin, kiranya, barangkali, sepantasnya, sebenarnya, sebaliknya. Contoh:
(1)   sekarang ini
(2)   kemarin sore
(3)   pantas saja
(4)   mungkin juga
(5)   besok sore
(6)   nanti malam

F.   Frasa Preposisional
Preposisi adalah kata yang biasa terdapat di depan nominal. Preposisi tidak bisa berdistribusi secara mandiri. Frasa kategori ini bisa dibatasi dengan rumusan frasa yang salah satu unsurnya adalah preposisi atau frasa yang diawali dengan preposisi. Contoh:
(1)   di kaki gunung
(2)   untuk kita semua
(3)   tanpa mereka
(4)   ke pasar
(5)   kepada para petani itu
(6)   dengan



JENIS FRASA
NO
Frasa Nominal
Frasa Verbal
Frasa Adjektival
Frasa Bilangan
Frasa Adverbial
Frasa Preposisional
1
Sampul undang-an
Mengurus putra-putri kami
Setia, baik dan jujur
Satu-satunya
Akhir bulan
Di atas kursi
2
Suatu hari
Membelai-belai
Mata yang bundar
Berapa kali
Datang besok
Di pintu
3
Kursi-kursi
Memukul undangan
Menangis sedih
Berkali-kali

Ke lantai
4
Surat undang-an
Mengayun-ayunkan
Badannya yang gemuk
Dalam setahun

Di jalan
5
Tikar sembah-yang
Melirik perutnya
Aku kesal
Puluhan ribu

Ke dalam jiwaku
6
Jas, dasi, dan kopiah
Terdiam menekur
Tampan dan sopan
Setengah jam

Buat organisasi
7
Meneliti dandan-annya
Baca Quran
Lembut dan cerdas
Setengah tujuh

Di bagasi sepedaku
8
Kebaya merah muda
Terisak-isak
Aku terkejut
Sepuluh menit

Di rumah
9
Kebaya dan batik
Menjalan-kan derma
Menaruh perhatian
Seperempat jam

Ke masjid
10
Zwanger bloush kuning muda
Tiba-tiba bangun
Aku benci
Sampai sepuluh

Dari rumah
11

Sedang mandi
Matanya merah


Untuk resepsi
12

Menyisir rambutku
Tak bisa melupak-an


Di atas kertas
13


Minta-minta


Dalam kamar
14


Penuh hormat


Ke pesta
15


Marah-marah


Ke dalam kamar
16


Warna biru tua


Ke kursi
17


Merah padam


Ke ruang tenga
18


Minta maaf


Di atas meja
19


Berseri-seri



20


Tersedu-sedu









KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
            Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.    Ramlan (2005:18) manyatakan “Sintaksis adalah bagian atau cabang dari ilmu bahasa yang membicarakan seluk beluk wacana, kalimat, klausa, dan frasa.
2.    Ramlan membatasi tentang frasa, “Frasa ialah satuan gramatik yang terdiri  atas dua kata atau lebih yang tidak melampaui batas fungsi unsur klausa”.
3.    Jenis frasa dapat pula dibedakan menjadi enam kategori, yaitu (1) frasa nominal, (2) frasa verbal, (3) frasa adjektival, (4) frasa bilangan, (5) frasa adverbial, (6) frasa preposisional.