Analisis Pengelompokan Frasa
Berdasarkan Kesamaan Distribusinya dengan Kata dalam Cerpen Sehelai Tikar
Sembahyang Karya Rus Abrus
Nama
: Puspita Sari
NPM
: 116211827
ABSTRAK
Puspita
Sari.2014.Jurnal. Analisis Pengelompokan Frasa Berdasarkan Kesamaan Distribusinya
dengan Kata dalam Cerpen Sehelai Tikar Sembahyang karya Rus Abrus
Penelitian
ini mengkaji tentang Analisis Pengelompokan Frasa Berdasarkan Kesamaan
Distribusinya dengan Kata dalam Cerpen Sehelai Tikar Sembahyang karya Rus Abrus
halaman 15-25. Pengelompokan frasa berdasarkan kesamaan distribusinya dengan
kata dapat dibagi menjadi dua, yaitu jenis kata dan jenis frasa. Jenis kata
yang berkaitan dengan jenis frasa tidaklah semua, jenis-jenis kata yang dimaksudkan adalah: (1)
kata benda, (2) kata kerja, (3) kata sifat, (3) kata bilangan, (4) kata
keterangan, dan (5) kata depan. Kata ganti dikelompokan ke dalam kata benda.
Kata sandang merupakan unsur pembangun frasa yang berdistribusi sama dengan
kata benda. Berdasarkan penjenisan kata dengan pemaparannya dapatlah ditentukan
jenis atau kategori frasa berdasarkan kesamaan distribusinya dengan kata. Jenis
frasa dapat pula dibedakan menjadi enam kategori, yaitu (1) frasa nominal, (2)
frasa verbal, (3) frasa adjektival, (4) frasa bilangan, (5) frasa adverbial,
(6) frasa preposisional. Rumusan karakteristik frasa adalah sebagai berikut:
merupakan satuan ketatabahasaan, terdiri atas dua kata atau lebih, merupakan
unsur kalimat yang tidak melewati batas fungsi, satuan frasa terbesar berada
dalam satuan fungsi S, P, O, Pel, K., sebuah unit frasa bisa terdiri atas
frasa-frasa yang lebih kecil, unsur bawahan langsung sebuah frasa bisa berupa
kata, dan bisa berupa frasa.
Kata
Kunci : Frasa nominal, frasa verbal,
frasa adjektival, frasa bilangan, frasa adverbial, frasa preposisional
Pendahuluan
Sistem
gramatika biasanya dibagi atas subsistem morfologi dan subsistem sintaksis.
Subsistem morfologi membicarakan pembentukan kata dari satuan-satuan yang lebih
kecil, yang lazim disebut morfem menjadi satuan yang statusnya lebih tinggi
yang siap digunakan dalam subsistem sintaksis. Sedangkan subsistem sintaksis
membicarakan penataan dan pengaturan kata-kata itu ke dalam satuan-satuan yang
lebih besar, yang disebut satuan-satuan sintaksis, yakni kata, frasa, klausa,
kalimat, dan wacana.
Analisis
adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan atau perbuatan) untuk
mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab-musabab) (Depdiknas dalam KBBI :
2008:58). Ramlan (2005:18) manyatakan “Sintaksis adalah bagian atau cabang dari
ilmu bahasa yang membicarakan seluk beluk wacana, kalimat, klausa, dan frasa.
Satuan wacana terdiri dari unsur-unsur yang berupa kalimat, satuan kalimat
terdiri dari unsur-unsur yang berupa klausa, satuan klausa terdiri dari
unsur-unsur yang berupa frasa, dan frasa terdiri dari unsur-unsur yang berupa
kata.
A. Fungsi
Sintaksis
Fungsi
sintaksis adalah semacam “kotak-kotak” atau “tempat-tempat” dalam struktur
sintaksis yang kedalamnya akan diisikan kategori-kategori tertentu. Kotak-kotak
tersebut bernama subjek (S), predikat
(P), objek (O), pelengkap (Pel), keterangan (K).
Contoh: Fikra
melirik Zahra kemaren
S P O Ket
B. Kategori
Sintaksis
Kategori sintaksis adalah jenis atau
tipe kata atau frasa yang menjadi pengisi fungsi-fungsi sintaksis. Kategori
sintaksis berkenaan dengan istilah nomina (N), verba (V), adjektifa (Adj),
adverbia (Adv), numeralia (Num), preposisi (Prep), konjungsi (Konj), dan
pronomina (Pron). Hal ini N,V, dan Adj merupakan kategori utama, sedangkan yang
lain merupakan kategori tambahan.
C. Peran
Sintaksis
Peran Sintaksis adalah hubungan
antara kategori pengisi fungsi P, baik berkategori V maupun bukan, dengan
pengisi fungsi-fungsi lain.
Peneliti
akan menganalisis tataran sintaksis yang mempelajari tentang frasa dan
jenis-jenis frasa. Banyak ahli tata bahasa yang merumuskan pengertian frasa,
karena frasa merupakan unsur pembangunan kalimat. Ramlan membatasi tentang
frasa, “Frasa ialah satuan gramatik yang terdiri atas dua kata atau lebih yang
tidak melampaui batas fungsi unsur klausa”.
Begitu
pula pada Kridalaksana yang juga membatasi frasa “Frasa adalah gabungan dua
kata atau lebih yang bersifat non predikatif”. Berdasarkan dua buah batasan
tentang pengertian frasa tersebut, bisa dirumuskan prinsip-prinsip sebagai
berikut:
1.
Frasa
merupakan satuan ketatabahasan,
2.
Frasa
terdiri atas dua kata atau lebih,
3.
Frasa
merupakan unsur kalimat yang tidak melewati batas fungsi
4.
Satuan
frasa yang terbesar berada dalam satu fungsi ialah dalam S, P, Pel, O, K,
5.
Sebuah
unit konstruksi frasa bisa terdiri atas frasa-frasa yang lebih kecil,
6.
Hubungan
antara komponen frasa itu tidak bersifat predikatif dan tidak bersifat majemuk,
7.
Unsur
pembangunan frasa bisa kata dan kata, kata dan frasa, dan bisa juga frasa dan
frasa.
Pada
prinsip tersebut terdapat bahwa satuan frasa yang terbesar berada dalam satu
fungsi ialah dalam S, P, Pel, O, K. Perhatikan contoh berikut:
S
|
P
|
O
|
Ket
|
Adik saya
|
Suka makan
|
roti bakar
|
Di kamar
|
Semua fungsi klausa di atas diisi
oleh sebuah frasa: fungsi S diisi oleh frasa adik saya, fungsi P diisi oleh frasa suka makan, fungsi O oleh frasa roti
bakar, dan fungsi Ket diisi oleh frasa di
kamar.
Ramlan
dalam bukunya Ilmu Bahasa Indonesia
SINTAKSIS (2005:138) frase adalah satuan gramatik yang terdiri dari dua
kata atau lebih yang tidak melampaui batas fungsi unsur klausa. Contoh:
1. Gedung
sekolah itu
2. Yang
sedang membaca
3. Akan
pergi
4. Sakit
sekali
5. Kemarin
pagi
6. Di
halaman.
Di dalam sintaksis mengkaji kata,
frasa, klausa, kalimat, dan wacana. Namun peneliti membatasi pembahasan yang
akan dianalisis tentang frasa, yaitu jenis frasa. Jenis-jenis frasa ada enam
(6): (1) frasa nominal, (2) frasa verbal, (3) frasa adjektival, (4) frasa bilangan,
(5) frasa adverbial, (6) frasa preposisional.
ISI
1.
Pengertian
Berdasarkan
penjenisan kata dengan pemaparannya dapat ditentukan jenis atau kategori frasa
berdasarkan kesamaan distribusinya dengan kata. Menentukan kategori frasa ini
bisa juga dilakukan dengan jalan menentukan unsur inti atau unsur utama dari
frasa-frasa itu. Apakah unsur inti frasa itu kata benda , kata kerja, kata
sifat, kata bilangan, kata keterangan atau berunsur awal preposisional.
Berdasarkan
cara pandang tersebut dengan mudah dapat ditentukan bahwa kategori frasa itu
sesuai dengan enam jenis kata yang dipaparkan di atas, yakni ada enam kategori
pula. Keenam kategori tersebut adalah frasa nominal, frasa verbal, frasa
adjektival, frasa numeral, frasa adverbial, dan frasa preposisional.
A. Frasa
Nominal
Frasa
nominal ialah frasa yang memiliki distribusi yang sama dengan kata nominal atau
berintikan kata benda. Boleh juga frasa kategori ini dibatasi dengan semua
frasa yang berfungsi atau bersifat nomina. Contoh:
(1) ruangan
kuliah
(2) gedung
sekolah
(3) halaman
kampus
(4) jaket
merah
(5) baret
biru
(6) yang
hijau
(7) yang
tidak hadir
B. Frasa
Verbal
Frasa
verbal ialah semua frasa yang berdistribusi sama dengan verba. Dengan batasan
lain, frasa verbal adalah frasa yang berfungsi atau bersifat verba. Frasa-frasa
ini berintikan verba atau kata kerja, atau semuanya unsurnya berupa kata kerja.
Contoh:
(1) belum
hadir
(2) hanya
membaca
(3) makan
dan minum
(4) pergi
lagi
(5) duduk
dan berdiri saja
C. Frasa
Adjektival
Frasa
adjektival adalah frasa yang berdistribusi sama dengan adjektiva atau kata
sifat. Dengan batasan lain, frasa adjektiva adalah frasa yang berfungsi atau
bersifat sama dengan kata sifat. Frasa kategori ini berintikan kata sifat atau
semua unsurnya berupa kata sifat. Contoh:
(1) sangat
cekatan
(2) kuat
(3) kurang
hati-hati
(4) terlalu
lambat
(5) cantik
dan cerdas
(6) kurang
sekali
(7) paling
tinggi
D. Frasa
Bilangan
Frasa
bilangan disebut juga frasa numeralia. Frasa bilangan dapat dibatasi dengan
frasa yang memiliki distribusi yang sama dengan kata bilangan atau frasa yang
semua unsurnya berupa kata bilangan. Contoh:
(1) tiga
ekor
(2) enam
potong
(3) sembilan
helai
(4) beberapa
butir
E. Frasa
Adverbial
Frasa
adverbial adalah frasa yang dapat berdistribusi sama dengan kata keterangan
atau adverbial atau frasa yang berintikan adverbial. Frasa jenis ini bisa juga dibatasi
dengan perumusan frasa yang semua unsurnya berupa adverbia. Yang tergolong
adverbial diantaranya sekarang, besok,
lusa, nanti, tadi, kemarin, mungkin, kiranya, barangkali, sepantasnya,
sebenarnya, sebaliknya. Contoh:
(1) sekarang
ini
(2) kemarin
sore
(3) pantas
saja
(4) mungkin
juga
(5) besok
sore
(6) nanti
malam
F. Frasa
Preposisional
Preposisi
adalah kata yang biasa terdapat di depan nominal. Preposisi tidak bisa
berdistribusi secara mandiri. Frasa kategori ini bisa dibatasi dengan rumusan
frasa yang salah satu unsurnya adalah preposisi atau frasa yang diawali dengan
preposisi. Contoh:
(1) di
kaki gunung
(2) untuk
kita semua
(3) tanpa
mereka
(4) ke
pasar
(5) kepada
para petani itu
(6) dengan
JENIS
FRASA
|
NO
|
Frasa Nominal
|
Frasa Verbal
|
Frasa Adjektival
|
Frasa Bilangan
|
Frasa Adverbial
|
Frasa Preposisional
|
1
|
Sampul
undang-an
|
Mengurus
putra-putri kami
|
Setia,
baik dan jujur
|
Satu-satunya
|
Akhir
bulan
|
Di
atas kursi
|
2
|
Suatu
hari
|
Membelai-belai
|
Mata
yang bundar
|
Berapa
kali
|
Datang
besok
|
Di
pintu
|
3
|
Kursi-kursi
|
Memukul
undangan
|
Menangis
sedih
|
Berkali-kali
|
|
Ke
lantai
|
4
|
Surat
undang-an
|
Mengayun-ayunkan
|
Badannya
yang gemuk
|
Dalam
setahun
|
|
Di
jalan
|
5
|
Tikar
sembah-yang
|
Melirik
perutnya
|
Aku
kesal
|
Puluhan
ribu
|
|
Ke
dalam jiwaku
|
6
|
Jas,
dasi, dan kopiah
|
Terdiam
menekur
|
Tampan
dan sopan
|
Setengah
jam
|
|
Buat
organisasi
|
7
|
Meneliti
dandan-annya
|
Baca
Quran
|
Lembut
dan cerdas
|
Setengah
tujuh
|
|
Di
bagasi sepedaku
|
8
|
Kebaya
merah muda
|
Terisak-isak
|
Aku
terkejut
|
Sepuluh
menit
|
|
Di
rumah
|
9
|
Kebaya
dan batik
|
Menjalan-kan
derma
|
Menaruh
perhatian
|
Seperempat
jam
|
|
Ke
masjid
|
10
|
Zwanger
bloush kuning muda
|
Tiba-tiba
bangun
|
Aku
benci
|
Sampai
sepuluh
|
|
Dari
rumah
|
11
|
|
Sedang
mandi
|
Matanya
merah
|
|
|
Untuk
resepsi
|
12
|
|
Menyisir
rambutku
|
Tak
bisa melupak-an
|
|
|
Di
atas kertas
|
13
|
|
|
Minta-minta
|
|
|
Dalam
kamar
|
14
|
|
|
Penuh
hormat
|
|
|
Ke
pesta
|
15
|
|
|
Marah-marah
|
|
|
Ke
dalam kamar
|
16
|
|
|
Warna
biru tua
|
|
|
Ke
kursi
|
17
|
|
|
Merah
padam
|
|
|
Ke
ruang tenga
|
18
|
|
|
Minta
maaf
|
|
|
Di
atas meja
|
19
|
|
|
Berseri-seri
|
|
|
|
20
|
|
|
Tersedu-sedu
|
|
|
|
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang
telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Ramlan
(2005:18) manyatakan “Sintaksis adalah bagian atau cabang dari ilmu bahasa yang
membicarakan seluk beluk wacana, kalimat, klausa, dan frasa.
2. Ramlan
membatasi tentang frasa, “Frasa ialah satuan gramatik yang terdiri atas dua kata atau lebih yang tidak melampaui
batas fungsi unsur klausa”.
3. Jenis
frasa dapat pula dibedakan menjadi enam kategori, yaitu (1) frasa nominal, (2)
frasa verbal, (3) frasa adjektival, (4) frasa bilangan, (5) frasa adverbial,
(6) frasa preposisional.