Cerita 1
Aldi, aku adalah pria yang baru
menginjak usia remaja, usiaku kini 17 tahun, siswa kelas 2 SMA N 1 sebuah sekolah ternama di Solo. Sekarang keseharian ku habiskan
dengan belajar. Tapi ada satu yang mengganjal di sela aku menuntut ilmu. Aku
adalah anak ke lima dari lima bersaudara.
Langsung saja ke topik permasalahan
atau suatu masalah yang sekarang aku hadapi:
Aku, aku tak tau apakah yang aku lakukan ini salah atau benar. Tapi bagi kedua orang tua dan keluargaku, aku salah, aku adalah sumber aib. Tetapi mereka tak tahu & tak mengerti apa yang aku rasakan & apa yang aku inginkan. Memang ku akui, aku berbeda dengan selayaknya pria biasa. Aku mempunyai kelainan.
Aku, aku tak tau apakah yang aku lakukan ini salah atau benar. Tapi bagi kedua orang tua dan keluargaku, aku salah, aku adalah sumber aib. Tetapi mereka tak tahu & tak mengerti apa yang aku rasakan & apa yang aku inginkan. Memang ku akui, aku berbeda dengan selayaknya pria biasa. Aku mempunyai kelainan.
Aku tau, aku sumber aib keluargaku,
aku melakukan kesalahan terbesar tapi aku tak bisa untuk merubahnya. Dengan
susah payah aku menjelaskan kemauanku kepada kedua orang tuaku &
keluargaku, tapi mereka tak menanggapi penjelasanku. Aku merasa dihakimi oleh
keluargaku sendiri.
Sebenarnya aku tak mau seperti ini
terus menerus, tapi hasrat yang ada di diri ini tak bisa hilang. eNtah aku yang
menyalahi kodrat, entah emang ini hanya keinginan belaka ku saja. Aku mencintai
sejenisku, aku menyayangi sejenisku, aku mengasihi sejenisku. Tak sedikitpun
hati ini untuk bisa mencintai lawan jenisku, atau selayaknya seorang pria yang
mencintai seorang wanita (pria normal). Aku terlanjur mempunyai atau memiliki
kelainan ini.
Hingga suatu hari ketika ketahuan aku
sedang bercumbu dengan sejenisku dikamar, yang mengetahui langsung aku seperti
itu adalah ibu ku. Dengan rasa tak percaya & ibuku menangis, aku hanya bisa
terdiam, tertunduk tanpa melihat ibuku yang sedang menangis. Aku tahu, hati
& perasaan ibuku terluka. Dia begitu marah & seakan-akan ingin
menamparku. Hari itu juga aku disidang oleh keluargaku, mereka menanyakan
mengapa aku bisa seperti itu? Mengapa aku mencintai sesama jenisku?? mengapa
aku mempunyai kelainan????
Dengan rasa bertanggung jawab aku
menjawab pertanyaan-pertanyaan itu & dengan mudahnya aku menjawab, mungkin
ini sudah takdirku yang diberi Tuhan untuk seperti itu. Tuhan yang mengirimkan
rasa itu kepadaku. Aku hanya bisa menerima. Dengan rasa kecewa mereka pun hanya
diam mendengarkan jawaban ku.
Beberapa hari kemudian aku mengulah
lagi, tidak ada rasa penyesalan di hati ini yang telah melukai perasaan ibuku
& membuat dia menangis. Aku berkomunikasi lagi dengan seorang pria yang
berbeda dengan yang kemaren, aku coba menjalin hubungan lagi. Ketika suatu hari
kedua orang tuaku tidak berada dirumah, akupun menyuruh pujaan hatiku untuk
datang ke rumahku. Tetapi ada mas Ari yang tinggal tak jauh dari rumah ku, Mas
Ari adalah abang kandungku. Ketika itu dia bertanya, “siapa itu Al??” Aku
menjawab “teman sekelas aku, mas. Kami mau ngerjain tugas”. Mas Ari pun
percaya. Saat aku dan kekasih hati di dalam kamar, tetapi bukannya mengerjakan
tugas malah aku bercumbu dengan rasa nafsu yang menggebu dengan pria itu yang
aku sebut “BF (boyfriend)”. Seorang dari tetanggaku curiga, dia bertanya pada
mas Ari, “teman adik mu itu siapa??”. Mas Ari menjawab “ooohh, itu teman
sekelas Aldi, mereka mengerjakan tugas, kenapa ya?”. Tetangga ku pun berkata “hhmmm,
sepertinya itu bukan teman sekelas adik mu, coba kamu lihat dulu”. Tanpa bersuara
lagi, ternyata mas Ari melihat kami dari jendela kamar ku. Dengan seketika dia
pun naik pitam, lalu marah semarah-marahnya padaku & BF ku. Mas Ari pergi
sejenak, akupun dengan sigap mengajak BF ku untuk pergi dari rumah itu.
Aku pergi dari rumah sudah hampir
seminggu, aku yang masih remaja & masih sekolah tetapi nekad untuk kabur
dari rumah, dan sekarang aku coba mencari kerja, akupun dapat pekerjaan sebagai
penjaga toko baju. Dua hari aku kerja ditempat itu, Mas Ari menjemputku untuk
di ajak pulang. Dengan segala bujuk rayuan, akupun mau kembali ke rumah.
Sesampai di rumah, orang tuaku hanya menasehati beberapa kalimat saja “sekarang
terserah kamu, mau lanjut sekolah atau bekerja, kami sudah tak perduli lagi
dengan apa yang akan kamu lakukan. Kamu tahunya hanya memalukan keluarga, tak
sedikitpun kamu kasihan kepada kami sebagai orang tua mu”. Begitulah kata Bapak
kepada ku.
Sekarang aku sudah mulai belajar di
sekolah seperti biasanya, berkumpul dengan teman-temanku, dan mulai melupakan
masa laluku. Orang tuaku menyita Handpone ku, sehingga aku mulai menjauh &
mencoba melupakan BF ku…
kini aku menjalani kehidupanku sehari-hari dengan sewajarnya, aku meyakini dalam hati, bahwa aku pasti bisa berubah.
Buah Tangan : Puspita Sari
Blogg : Puspitabungsu.blogspot.com
FB : Poezpitha Ri Raziel
E-mail : Puspitasari@yahoo.com
Blogg : Puspitabungsu.blogspot.com
FB : Poezpitha Ri Raziel
E-mail : Puspitasari@yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar