1.
Sinonim dan Antonim
Setiap kata memiliki makna. Dalam penggunaannya, ada
beberapa kata yang memiliki makna sama yang disebut sinonim. Namun, ada juga beberapa kata yang memiliki makna saling
berlawanan, yang disebut antonim. Selain sinonim dan antonim, ada juga istilah polisemi. Polisemi adalah sebuah kata yang memiliki beberapa makna.
Antarmakna kata tersebut masih memiliki inti makna yang sama.
Contoh
Sinonim:
v Ø Di pojok
ruangan itu terdapat sebuah lemari ukir dari kayu jati.
Ø Di sudut
ruangan itu terdapat sebuah lemari ukir dari kayu jati.
Penjelasan: Kata pojok
memiliki makna yang sama dengan kata sudut.
Hubungan makna antara kata pojok dan sudut adalah hubungan sinonim. Contoh
lainnya adalah suka = senang, kawan =
teman, gelap = pekat.
Contoh
Antonim:
Ø Lantai kamar ini terasa halus karena sudah dikeramik. Saat belum dikeramik, lantai terasa kasar.
Penjelasan: Kata halus
berlawanan makna dengan kata kasar.
Jadi, hubungan makna antara kata halus dan
kasar adalah hubungan antonim. Contoh
lainnya adalah bersih > < kotor,
tinggi > < rendah/pendek, sejuk > < panas.
2.
Homonim, Homofon, Homograf
a.
Homonim
Homonim berasal dari bahasa Yunani, homos yang berarti sejenis dan onuma yang berarti nama. Jadi, homonim
adalah kata-kata yang bentuk dan cara pelafalannya sama, tetapi memiliki makna
yang berbeda. Perhatikan contoh berikut.
Ø Kondisinya sudah sangat genting sehingga ayah dan ibunya khawatir. (genting = gawat)
Ø Paman sedang memperbaiki genting yang pecah. (genting = atap)
b.
Homofon
Homofon
adalah kata yang cara pelafalannya sama, tetapi penulisan dan maknanya berbeda.
Perhatikan contoh berikut.
Ø Nanda akan pergi ke rumah nenek bersama bang Ahmad. (bang = kakak)
Ø Harun menyimpan uangnya di bank. (bank = lembaga
keuangan)
c.
Homograf
Homograf adalah kata yang tulisannya sama, tetapi
pelafalan dan maknanya berbeda. Perhatikan contoh berikut.
Ø Tia makan apel
yang dibelikan bibinya. (apel = makan buah apel)
Ø Pejabat di kantor kelurahan sedang apel pagi di halaman. (apel = upacara
bendera)
3.
Makna Konotasi dan Denotasi
a.
Makna konotasi
Makna konotasi adalah makna tambahan
terhadap makna dasarnya berupa nilai rasa tertentu, misalnya perasaan hormat, marah
atau merendahkan. Makna konotasi tidak sama dengan makna kiasan. Makna konotasi
ada yang positif dan ada yang negatif. Berikut ini adalah contoh kata-kata
bermakna konotasi.
Ø Puluhan warga meninggal
akibat musibah bencana banjir. (meninggal = konotasi netral)
Ø Akibat virus flu burung, banyak unggas yang mati. (mati = untuk binatang)
Ø Para pahlawan yang gugur di medan perang dimakamkan di Taman Makam Pahlawan. (gugur =
konotasi hormat untuk pahlawan)
Ø Setelah wafat,
kedudukan raja digantikan oleh putra mahkota. (wafat = hormat untuk raja)
Ø Puluhan gerilyawan tewas dalam pertempuran itu (tewas = mati dalam peperangan)
b.
Makna Denotasi
Makna denotasi
adalah makna kata yang lugas dan menunjuk langsung pada acuan tanpa disertai
nilai rasa atau emosi (tidak ada tambahan makna di dalamnya. Contoh makna
kata-kata denotasi.
Ø Kawanan kera itu akhirnya mati kelaparan di tengah hutan gundul.
4.
Hipernim dan Hiponim
a.
Hipernim
Hipernim adalah sebuah kata umum yang memiliki kata-kata
khusus. Kata-kata khusus ini merupakan sebuah rincian anggota dari kata umum
(hipernim) tersebut. Kata umum dan kata-kata khusus ini harus saling
berhubungan dalam hal maknanya.
Contoh:
Bunga,
buah, sayur, alat transformasi, dan sebagainya.
b.
Hiponim
Hiponim adalah kata-kata khusus dari sebuah
hipernim. Hiponim masih memiliki hubungan makna dengan hipernimnya. Dengan kata
lain, hiponim adalah rincian spesifik (anggota) dari hipernim, yang masih
memiliki hubungan makna.
Contoh:
Hipernim
|
Hiponim
|
Bunga
|
Mawar, melati,
kenanga, flamboyan, bugenfil
|
Buah
|
Pisang, mangga,
jambu, apel, nanas
|
Sayur
|
Bayam, wortel,
kangkung, kol, buncis
|
Alat Transformasi
|
Sepeda, sepeda motor,
bus, kapal, pesawat terbang
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar