Senin, 16 Juni 2014

Tugas Semantik --- Buku SMP 2013


 1.  Sinonim dan Antonim
Setiap kata memiliki makna. Dalam penggunaannya, ada beberapa kata yang memiliki makna sama yang disebut sinonim. Namun, ada juga beberapa kata yang memiliki makna saling berlawanan, yang disebut antonim. Selain sinonim dan antonim, ada juga istilah polisemi. Polisemi adalah sebuah kata yang memiliki beberapa makna. Antarmakna kata tersebut masih memiliki inti makna yang sama.
Contoh Sinonim:

v   Ø  Di pojok ruangan itu terdapat sebuah lemari ukir dari kayu jati.
   Ø  Di sudut ruangan itu terdapat sebuah lemari ukir dari kayu jati.
Penjelasan: Kata pojok memiliki makna yang sama dengan kata sudut. Hubungan makna antara kata pojok dan sudut adalah hubungan sinonim. Contoh lainnya adalah suka = senang, kawan = teman, gelap = pekat.

Contoh Antonim:
  Ø  Lantai kamar ini terasa halus karena sudah dikeramik. Saat belum dikeramik, lantai terasa kasar.
Penjelasan: Kata halus berlawanan makna dengan kata kasar. Jadi, hubungan makna antara kata halus dan kasar adalah hubungan antonim. Contoh lainnya adalah bersih > < kotor, tinggi > < rendah/pendek, sejuk > < panas.

2.  Homonim, Homofon, Homograf
a.    Homonim
Homonim berasal dari bahasa Yunani, homos yang berarti sejenis dan onuma yang berarti nama. Jadi, homonim adalah kata-kata yang bentuk dan cara pelafalannya sama, tetapi memiliki makna yang berbeda. Perhatikan contoh berikut.
  Ø  Kondisinya sudah sangat genting sehingga ayah dan ibunya khawatir. (genting = gawat)
  Ø  Paman sedang memperbaiki genting yang pecah. (genting = atap)

b.    Homofon
Homofon adalah kata yang cara pelafalannya sama, tetapi penulisan dan maknanya berbeda. Perhatikan contoh berikut.
Ø Nanda akan pergi ke rumah nenek bersama bang Ahmad. (bang = kakak)
Ø Harun menyimpan uangnya di bank. (bank = lembaga keuangan)

c.    Homograf
Homograf adalah kata yang tulisannya sama, tetapi pelafalan dan maknanya berbeda. Perhatikan contoh berikut.
  Ø  Tia makan apel yang dibelikan bibinya. (apel = makan buah apel)
  Ø  Pejabat di kantor kelurahan sedang apel pagi di halaman. (apel = upacara bendera)

3.  Makna Konotasi dan Denotasi
a.    Makna konotasi
     Makna konotasi adalah makna tambahan terhadap makna dasarnya berupa nilai rasa tertentu, misalnya perasaan hormat, marah atau merendahkan. Makna konotasi tidak sama dengan makna kiasan. Makna konotasi ada yang positif dan ada yang negatif. Berikut ini adalah contoh kata-kata bermakna konotasi.

  Ø  Puluhan warga meninggal akibat musibah bencana banjir. (meninggal = konotasi netral)
  Ø  Akibat virus flu burung, banyak unggas yang mati. (mati = untuk binatang)
  Ø  Para pahlawan yang gugur di medan perang dimakamkan di Taman Makam Pahlawan. (gugur = konotasi hormat untuk pahlawan)
  Ø  Setelah wafat, kedudukan raja digantikan oleh putra mahkota. (wafat = hormat untuk raja)
  Ø  Puluhan gerilyawan tewas dalam pertempuran itu (tewas = mati dalam peperangan)

b.    Makna Denotasi
Makna denotasi adalah makna kata yang lugas dan menunjuk langsung pada acuan tanpa disertai nilai rasa atau emosi (tidak ada tambahan makna di dalamnya. Contoh makna kata-kata denotasi.
 Ø  Kawanan kera itu akhirnya mati kelaparan di tengah hutan gundul.

4.    Hipernim dan Hiponim
a.    Hipernim
Hipernim adalah sebuah kata umum yang memiliki kata-kata khusus. Kata-kata khusus ini merupakan sebuah rincian anggota dari kata umum (hipernim) tersebut. Kata umum dan kata-kata khusus ini harus saling berhubungan dalam hal maknanya.
Contoh:
Bunga, buah, sayur, alat transformasi, dan sebagainya.

b.    Hiponim
Hiponim adalah kata-kata khusus dari sebuah hipernim. Hiponim masih memiliki hubungan makna dengan hipernimnya. Dengan kata lain, hiponim adalah rincian spesifik (anggota) dari hipernim, yang masih memiliki hubungan makna.
Contoh:
Hipernim
Hiponim
Bunga
Mawar, melati, kenanga, flamboyan, bugenfil
Buah
Pisang, mangga, jambu, apel, nanas
Sayur
Bayam, wortel, kangkung, kol, buncis
Alat Transformasi
Sepeda, sepeda motor, bus, kapal, pesawat terbang



Tidak ada komentar: