Autobiografi, Pita Punya Cita-Cita Tinggi
Bagian 1
Tentangku
Nama
saya Puspita Sari, saya lahir pada tanggal 20 Mei 1993 di Desa Pujud, Kecamatan
Pujud, Kabupaten Rokan Hilir, Provinsi Riau. Hobby saya adalah bola volly dan
senam. Dengan kedua hobby tersebut dapat membantu saya menghilangkan kejemuan
jika tidak ada kegiatan lain. Saya juga ingin menjadi guru bahasa Indonesia
yang profesional dan seorang guru yang disenangi muridnya, karena sosok seorang
guru bisa menjadikan kecerdasan pada generasi anak bangsa di Indonesia bahkan
di luar Indonesia.
Keluarga
Saya
Bapak saya bernama Bapak Sumarna lahir
di Majalaya, 08 Februari 1940. Bapak dari suku Sunda Jawa Barat. Bapak saya
adalah sosok ayah yang sangat saya kagumi. Beliau dengan tegas mengajarkan
anak-anaknya dan cucu serta cicitnya dalam memahami ilmu agama. Bapak saya
adalah sosok ayah yang baik, sabar dan tegas. Saya sangat menyayangi bapak,
karena bapak sering memberi semangat kepada saya. Sesekali bapak marah kepada
saya karena saya tidak mendengarkan apa yang bapak suruh kepada saya, bapak
akan marah jika saya tidak salat lima waktu. Terutama subuh, bapak sering
menelfon saya sesudah salat subuh untuk mengecek saya, apakah sudah salat atau
masih tidur.
Ibu saya bernama Ibu Misni lahir di Kota
Pinang, 12 Juni 1954. Ibu dari suku Jawa. Ibu hanya sebagai ibu rumah tangga,
sekarang hanya mengurus rumah dan suami. Ibu adalah sosok ibu yang baik dan
bertanggung jawab atas tugasnya. Ibu saya
juga cerewet, tetapi jika ibu cerewet itu karena kakak, saya, atau cucu
dan cicitnya tidak mendengar apa yang ibu suruh dan tidak mengerjakan tugas
rumah layaknya tugas anak gadis. Seperti mencuci piring, saya selalu
menunda-nunda atau saya bermalas-malasan maka ibu akan memarahi saya. Maafkan
saya bu, saya tahu bahwa saya yang salah. Tetapi walaupun seperti itu saya
sangat mencintai dan menyayangi ibu, ibu berjuang untuk saya, mengumpulkan uang
untuk saya agar nantinya saya cepat wisuda dan menjadi anak kebanggaan ibu yang
sukses. Terimakasih untuk jasanya bu, saya berjanji akan membalas jerih payah
ibu dan berusaha semampu saya untuk membahagiakan ibu.
Kakak
saya yang pertama bernama Kak Sulastri lahir di langkat, 28 Agustus 1973. Bagi
saya, Kak Sulastri atau yang biasa
dipanggil kak Anik adalah sosok kakak yang sabar, penyayang, dan bisa
membimbing adik-adiknya. Jika bertemu, saya dengan Kak Anik cukup akrab, dia
juga mengarahkan dan membimbing anaknya agar sikap dan perkataan anak-anaknya
sopan dan menghargai saya walaupun anak pertama dan anak keduanya usianya di
atas saya. Kak Anik menikah dengan Bang Jupri dikaruniai 4 orang anak, tetapi
tahun 2011 mereka cerai. Sekarang Kak Anik sudah menikah lagi dengan Mas Dar
dan sudah dikaruniai seorang bayi perempuan mungil.
Kakak saya yang kedua bernama Siti Jama’iyah
lahir di Langkat, 03 September 1976. Kakak saya ini biasa dipanggil dengan
sebutan Kak Ijam, sekarang keseharian Kak Ijam adalah mengajar di Sekolah Dasar
(SD) Swasta di Kecamatan Pujud, walaupun Kak Ijam pernah mengajar 2 tahun tanpa
gaji tetapi kakak saya dengan tulus mengajari anak didiknya. Bagi saya, Kak
Ijam adalah kakak yang baik, yang bisa mengerti dengan keadaan saya sekarang di
rantau orang, jauh dari keluarga. Kak Ijam menikah dengan Bang Amad Rusli dan
dikaruniai 3 orang anak.
Yang ketiga adalah Mas Bambang. Semenjak
saya lahir hingga sekarang saya tidak mengetahui bagaimana sosok dan wajah Mas
Bambang. Mas Bambang telah dipanggil oleh Allah Swt., saat berusia 5 bulan karena
penyakit demam tinggi hingga ia tidak bisa menahan panasnya suhu tubuh yang
tinggi.
Kakak
saya yang keempat adalah Kak Sulastri, S.Ap., yang baru menyandang gelar
sarjana tanggal 26 Februari 2013 yang lalu. Kak Suryanti yang biasa disapa Kak
Isur lahir di Pujud, 20 Juni 1980. Kak Isur bekerja di Kantor Camat Pujud. Bagi
saya, kak Isur adalah kakak yang sangat tegas kepada anak-anaknya, kepada saya
sebagai adiknya, dan kepada keponakan-keponakannya. Tegas dalam ruang lingkup
kependidikan dan kepribadian. Apapun yang dikatakannya harus dituruti. Kak Isur
menikah dengan Bang Junaidi dan dikaruniai 2 orang anak.
Saya
adalah anak bungsu, anak kelima dari lima bersaudara. Sekarang saya
menghabiskan waktu belajar di Universitas Islam Riau (UIR) Pekanbaru, dengan
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan. Dan untuk sekarang saya juga menghabiskan uang orang tua saya,
sayapun berjanji untuk membalas jasa-jasa orang tua dan kakak-kakak saya yang
telah membantu saya untuk belajar. Saya akan membuktikan kepada mereka bahwa
saya pasti bisa, berusaha membuat mereka bangga kepada saya. Jika Allah
meridhoi dan melancarkan perjalan pendidikan saya setelah menamatkan Strata
Satu (S1) saya berniat untuk melanjutkan ke Strata Dua (S2). Kenapa demikian?
Karena saya termotivasi oleh dosen favorit saya yaitu Bu Karsinem, M.Pd., Bu Sri
Rahayu, M.Pd., Pak Drs. Mangatur Sinaga, M.Pd., dan Pak Alber, M.pd.. Setelah saya membaca
riwayat hidup mereka, di situlah tumbuh niat saya ingin menjadi seperti mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar