Senin, 06 Mei 2013

Autobiografi, Pita Punya Cita-Cita Tinggi



Bagian 1


Tentangku

         Nama saya Puspita Sari, saya lahir pada tanggal 20 Mei 1993 di Desa Pujud, Kecamatan Pujud, Kabupaten Rokan Hilir, Provinsi Riau. Hobby saya adalah bola volly dan senam. Dengan kedua hobby tersebut dapat membantu saya menghilangkan kejemuan jika tidak ada kegiatan lain. Saya juga ingin menjadi guru bahasa Indonesia yang profesional dan seorang guru yang disenangi muridnya, karena sosok seorang guru bisa menjadikan kecerdasan pada generasi anak bangsa di Indonesia bahkan di luar Indonesia.


Keluarga Saya

       Bapak saya bernama Bapak Sumarna lahir di Majalaya, 08 Februari 1940. Bapak dari suku Sunda Jawa Barat. Bapak saya adalah sosok ayah yang sangat saya kagumi. Beliau dengan tegas mengajarkan anak-anaknya dan cucu serta cicitnya dalam memahami ilmu agama. Bapak saya adalah sosok ayah yang baik, sabar dan tegas. Saya sangat menyayangi bapak, karena bapak sering memberi semangat kepada saya. Sesekali bapak marah kepada saya karena saya tidak mendengarkan apa yang bapak suruh kepada saya, bapak akan marah jika saya tidak salat lima waktu. Terutama subuh, bapak sering menelfon saya sesudah salat subuh untuk mengecek saya, apakah sudah salat atau masih tidur. 

           Ibu saya bernama Ibu Misni lahir di Kota Pinang, 12 Juni 1954. Ibu dari suku Jawa. Ibu hanya sebagai ibu rumah tangga, sekarang hanya mengurus rumah dan suami. Ibu adalah sosok ibu yang baik dan bertanggung jawab atas tugasnya. Ibu saya  juga cerewet, tetapi jika ibu cerewet itu karena kakak, saya, atau cucu dan cicitnya tidak mendengar apa yang ibu suruh dan tidak mengerjakan tugas rumah layaknya tugas anak gadis. Seperti mencuci piring, saya selalu menunda-nunda atau saya bermalas-malasan maka ibu akan memarahi saya. Maafkan saya bu, saya tahu bahwa saya yang salah. Tetapi walaupun seperti itu saya sangat mencintai dan menyayangi ibu, ibu berjuang untuk saya, mengumpulkan uang untuk saya agar nantinya saya cepat wisuda dan menjadi anak kebanggaan ibu yang sukses. Terimakasih untuk jasanya bu, saya berjanji akan membalas jerih payah ibu dan berusaha semampu saya untuk membahagiakan ibu.
Kak Sulastri
      Kakak saya yang pertama bernama Kak Sulastri lahir di langkat, 28 Agustus 1973. Bagi saya, Kak Sulastri atau  yang biasa dipanggil kak Anik adalah sosok kakak yang sabar, penyayang, dan bisa membimbing adik-adiknya. Jika bertemu, saya dengan Kak Anik cukup akrab, dia juga mengarahkan dan membimbing anaknya agar sikap dan perkataan anak-anaknya sopan dan menghargai saya walaupun anak pertama dan anak keduanya usianya di atas saya. Kak Anik menikah dengan Bang Jupri dikaruniai 4 orang anak, tetapi tahun 2011 mereka cerai. Sekarang Kak Anik sudah menikah lagi dengan Mas Dar dan sudah dikaruniai seorang bayi perempuan mungil.
       Kakak saya yang kedua bernama Siti Jama’iyah lahir di Langkat, 03 September 1976. Kakak saya ini biasa dipanggil dengan sebutan Kak Ijam, sekarang keseharian Kak Ijam adalah mengajar di Sekolah Dasar (SD) Swasta di Kecamatan Pujud, walaupun Kak Ijam pernah mengajar 2 tahun tanpa gaji tetapi kakak saya dengan tulus mengajari anak didiknya. Bagi saya, Kak Ijam adalah kakak yang baik, yang bisa mengerti dengan keadaan saya sekarang di rantau orang, jauh dari keluarga. Kak Ijam menikah dengan Bang Amad Rusli dan dikaruniai 3 orang anak.

               Yang ketiga adalah Mas Bambang. Semenjak saya lahir hingga sekarang saya tidak mengetahui bagaimana sosok dan wajah Mas Bambang. Mas Bambang telah dipanggil oleh Allah Swt., saat berusia 5 bulan karena penyakit demam tinggi hingga ia tidak bisa menahan panasnya suhu tubuh yang tinggi.

         Kakak saya yang keempat adalah Kak Sulastri, S.Ap., yang baru menyandang gelar sarjana tanggal 26 Februari 2013 yang lalu. Kak Suryanti yang biasa disapa Kak Isur lahir di Pujud, 20 Juni 1980. Kak Isur bekerja di Kantor Camat Pujud. Bagi saya, kak Isur adalah kakak yang sangat tegas kepada anak-anaknya, kepada saya sebagai adiknya, dan kepada keponakan-keponakannya. Tegas dalam ruang lingkup kependidikan dan kepribadian. Apapun yang dikatakannya harus dituruti. Kak Isur menikah dengan Bang Junaidi dan dikaruniai 2 orang anak. 

     
Saya adalah anak bungsu, anak kelima dari lima bersaudara. Sekarang saya menghabiskan waktu belajar di Universitas Islam Riau (UIR) Pekanbaru, dengan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Dan untuk sekarang saya juga menghabiskan uang orang tua saya, sayapun berjanji untuk membalas jasa-jasa orang tua dan kakak-kakak saya yang telah membantu saya untuk belajar. Saya akan membuktikan kepada mereka bahwa saya pasti bisa, berusaha membuat mereka bangga kepada saya. Jika Allah meridhoi dan melancarkan perjalan pendidikan saya setelah menamatkan Strata Satu (S1) saya berniat untuk melanjutkan ke Strata Dua (S2). Kenapa demikian? Karena saya termotivasi oleh dosen favorit saya yaitu Bu Karsinem, M.Pd., Bu Sri Rahayu, M.Pd., Pak Drs. Mangatur Sinaga, M.Pd., dan  Pak Alber, M.pd.. Setelah saya membaca riwayat hidup mereka, di situlah tumbuh niat saya ingin menjadi seperti mereka.

Tidak ada komentar: