Rabu, 08 Mei 2013

SAHABAT itu Indah



           
            Sahabat adalah seseorang yang ada disaat kita butuh, sedih, senang, susah, dan banyak lagi. Sahabat adalah orang yang sesudah keluarga. Peran sahabat bagi saya adalah amat sangat penting. Maka tidak heran sejak saya masih SD sampai sekarang mempunyai sahabat yang masih sama. Sahabat yang saya maksud adalah Eka Putri Mai Serly, Qorina Fitri, dan Anisah. Mereka adalah sahabat yang sangat saya sayangi dan sangat saya cintai. Sampai saya tidak sanggup untuk kehilangan mereka. Hanya mereka teman yang tidak pernah tergantikan sampai sekarang.


            D’SaQoENis, itulah nama yang kami beri untuk persahabatan kami. Saya dan Anisah melanjutkan kuliah di Universitas Islam Riau, Eka Putri Mai Serly di Akademi Kebidanan Internasional Pekanbaru, dan Qorina Fitri tidak melanjutkan pendidikan mungkin karena faktor ekonomi, karena sejak Qorina kelas 6 SD sudah ditinggal oleh Ayahnya. Tetapi sekarang Qorina menjadi guru TK di Desa Babussalam Kecamatan Pujud.


            Setelah saya memasuki perkuliahan, saya mendapatkan sahabat baru. Maksudnya di kampus, saya mempunyai teman baru dan begitu dekat dengan saya seperti ada Mbak Siti Suratmi (Mbak Tik) asal Kuantan Singingi, Mbak Nuning Surya Lestari (Mbak Nuning) asal Kuantan Singingi, Ayu Rosalina (Ayu) asal Siak Sri Indra Pura, Roza Nofitra Sari (Zaa) asal Kuantan Singingi, dan Siti Rohmatun (Siro) asal Tanjung Balai Karimun (Kepri). Di tempat ini saya mempunyai mereka, teman, sahabat sekaligus keluarga bagi saya. Kamipun memberi nama singkatan untuk persahabatan kami dengan kata TiYuNiTiThaZaa. Tetapi sayang, untuk sekarang Siro menjauh dari kami hanya ada masalah kecil dengan Zaa kemaren. Memang sekarang mereka sudah baikan tetapi tidak bisa berkumpul seperti dulu lagi. Begitu juga dengan Ayu, saya dan Ayu pernah ada masalah kecil juga dan sekarang Ayu sama seperti Siro. Walaupun begitu, mereka tetap orang yang baik bagi saya, karena mereka pernah menjadi orang yang berharga bagi saya.


            Menurut saya Mbak Tik dan Mbak Ning adalah sosok kakak selama saya jauh dari keluarga. Mereka sudah saya anggap sebagai kakak saya sendiri. Saya bisa manja dengan mereka karena mereka juga tahu bahwa saya adalah anak bungsu, mereka menyebut saya anak manja. Ayu adalah gadis yang sudah ditinggal oleh kedua orang tuanya saat Ayu berusia 7 tahun, sejak itu Ayu tinggal dengan kakaknya yang nomor dua. Saya dan Ayu mempunyai banyak persamaan dari segi keluarga, seperti kami sama-sama anak bungsu atau anak keempat, mempunyai tiga orang kakak, dan mempunyai abang yang sudah meninggal sejak kecil. Dari segi kepribadian, kami sama-sama suka makanan pecal yang sangat pedas, kami suka makanan manis juga, menyukai warna yang sama yaitu warna ungu, tetapi terkadang kami juga ada berbeda pendapat yang membuat kami sama-sama mempertahankan argumen kami. Roza, saya menanggap dia adalah adik karena diantara kami, Roza lah yang paling muda usianya tetapi walaupun Roza terlihat anak kecil dan usia paling muda antara kami, Roza adalah sosok remaja dewasa, mampu menyelesaikan masalah dengan baik sampai dosen pun mengatkan bahwa Roza kecil-kecil cabe rawit dalam artian Roza orangnya lincah, suara lantang, dan percaya diri.  Siro, menurut saya adalah teman yang baik, tetapi saya tidak bisa menceritakan kepribadian yang jelas tentang Siro. Karena saya tidak terlalu dekat dengan Siro.


Selain Mbak Tik, Mbak Ning, Ayu, Roza, dan Siro. Masih ada teman yang saya anggap sahabat, yaitu Aris Yulantomo. Baru kuliah ini saya mempunyai teman dekat laki-laki. Aris Yulantomo yang biasa saya panggil Tomok, adalah sosok laki-laki yang sangat usil, jahil dengan teman-teman satu kelas bahkan dengan dosen juga. Selain itu juga ada Bang April Rahmadianto yang saya aanggap sebagai abang saya di kampus. Pertama saya masuk kuliah Bang April pernah berkata “Pita, abang mau tanya. Di kampus kan pakai jilbab lalu kalau di luar kampus pakai jilbab nggak?” Mendengar pertanyaan itu saya terkejut karena dari saya kecil sampai masuk kuliah, baru kuliah inilah saya mengenakan jilbab. Dulu saya adalah orang yang tomboi, sekolah tidak pernah mengenakan jilbab hanya hari Jumat saja. Jadi, mendengar pertanyaan itu membuat saya malu untuk menjawabnya, tanpa Bang April tahu, saya menjawab dengan berbohong “Ya Insyallah bang, di luar kampus Pita pakai jilbab. Kenapa bang?” Saya kembali bertanya. “Abang suka lihat perempuan pakai jilbab, rasanya anggun dilihat. Baguslah kalau Pita pakai jilbab walaupun di luar kampus, pertahankan ya.” Begitulah jawaban Bang April yang membuat saya malu kepada diri sendiri.


            Sejak ditanyakan hal seperti itu, saya mulai memantapkan hati untuk benar-benar mengenakan jilbab. Sahabat saya, Qorina dan Eka yang sudah lama mengenakan jilbab juga pernah bertanya kapan saya mengenakan jilbab. Saya hanya menjawab dengan santainya “Besoklah kalau udah kuliah, ke kampus kan pakai jilbab tuh.” Itulah jawaban konyol saya. Saya mulai mengenakan jilbab sejak semester 1 itupun karena pertanyaan yang diajukan Bang April untuk Saya. Terima kasih buat Bang April yang saya anggap sebagai abang saya, sebenarnya bukan hanya pertanyaan itu saja. Bang April dan Tomok juga banyak mengajarkan saya tentang pelajaran-pelajaran yang saya tidak mengerti, sedikit banyaknya saya dapat pengetahuan dari Bang April dan Tomok. Sekarang Bang April mempunyai panggilan untuk saya yaitu “Selengek’an” yang artinya usil ataupun jahil dengan teman-teman, entah kenapalah Bang April punya inisiatif memanggil saya dengan panggilan “Selengek’an”.

Tidak ada komentar: